Langkah pembuangan ini diperlukan untuk penonaktifan penuh pembangkit nuklir Fukushima setelah gempa dan tsunami di 2011 yang memicu bencana atom terburuk di dunia sejak Chernobyl.
Jepang telah meyakinkan negara-negara lain bahwa pelepasan limbah ke laut itu aman.
Langkah Egois
Rencana pembuangan limbah nuklir ke Laut Pasifik itu menimbulkan gesekan antara Jepang dengan beberapa negara. “Lautan bukan selokan pribadi Jepang,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin bulan lalu.
Ia memperingatkan pembuangan limbah yang diusulkan tersebut membawa risiko bagi negara tetangga dan negara-negara di kepulauan Pasifik. Wang menyebutnya rencana ini sebagai langkah egois yang membahayakan seluruh umat manusia.
Di Korea Selatan (Korsel) terjadi kenaikan permintaan garam laut karena konsumen menimbun bumbu di tengah kekhawatiran pembuangan limbah itu bisa mencemari pasokan garam di masa depan.
Forum Kepulauan Pasifik, sebuah kelompok yang terdiri dari 18 negara seperti Fiji, Papua Nugini dan Australia, mendesak Jepang untuk mempertimbangkan alternatif dari pembuangan limbah itu dan menyerukan perlunya diskusi mengenai risikonya.
“Ketakutan dan ketidakpastian warga di kawasan itu nyata, betapapun amannya pembuangan itu ditangani, dan betapapun kecilnya risikonya,” kata Nancy Snow, konsultan keamanan reputasi di Tokyo dan penulis buku tentang diplomasi publik Jepang. “Kekhawatiran mereka tidak bisa dianggap enteng atau diabaikan.”
--Dengan asistensi Ben Westcott.
(bbn)