Pan, 59 tahun, sempat menduduki jabatan tinggi di sejumlah bank komersial China dan pernah melakukan riset di Harvard dan Cambridge. Dia dipercaya untuk membawa ekonomi China keluar dari perlambatan setelah era Covid di tengah kekhawatiran terkait perlambatan di sektor-sektor seperti belanja konsumen dan properti.
Penunjukannya itu dilakukan sebelum kunjungan Menteri Keuangan AS Janet Yellen yang merupakan upaya baru diplomasi China untuk menarik lebih banyak investor asing. Minggu lalu, Presiden Xi Jinping pun bertekad untuk "lebih melindungi hak dan kepentingan investor asing."
"Perlambatan perbaikan ekonomi China dan ketegangan geopolitik yang semakin emmburuk tampaknya mendorong penunjukan Pan ini," tulis para analis Eurasia Group. "Dia mendukung reformasi peraturan dan pengawasan, serta memiliki pengetahuan dan hubungan internasional yang relatif lebih baik dibanding para pejabat bank sentral lain."
Meski demikian, penunjukan Pan ini masih menyisakan pertanyaan terkait peran bank Sentral China sementara Xi mengubah jajaran eselon tinggi di sektor sistem finansial.
Tahun lalu, Pan gagal masuk ke Komite Pusat Partai Komunis dalam perombakan kepemimpinan yang terjadi dua kali dalam satu dekade, padahal pendahulunya Guo Shuqing berhasil menduduki jabatan di komite itu.
Pada Sabtu, Guo pensiun dari posisinya di partai sementara Gubernur Bank Sentral China Yi Gang melepas jabatan wakil ketua partai di Bank Sentral.
Harian Wall Street sebelumnya melaporkan bahwa Pan juga akan menjabat sebagai gubernur bank sentral, posisi yang ditunjuk secaa terpisah oleh pemerintah. Jika ini terjadi, bank sentral kembali ke kebiasaan dua jabatan tinggi tersebut diduduki oleh satu orang.
"Jabatan Pan di partai yang relatif lemah bisa membuat pengaruh bank Sentral China terkait kebijakan ekonomi menjadi kecil," kata Adam Wolfe, ekonom dari Absolute Strategy Research Ltd. "Tentu saja, sistem ini di tingkat tinggi adalah satu misteri sehingga belum jelas sejauh mana pentingnya dia tidak menjadi anggota Komite Pusat."
(bbn)