Aturan tersebut mencakup aset seperti Bitcoin, sementara undang-undang pasar modal yang eksisting hanya berlaku untuk token yang dianggap sekuritas.
Kwon baru-baru ini dijatuhi hukuman empat bulan penjara di Montenegro karena mencoba melakukan perjalanan dengan paspor palsu. Dia dicari oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) setelah keruntuhan aset kripto pada 2022 lantaran koin TerraUSD dan Luna-nya menghapus keuntungan setidaknya US$40 miliar.
Selain belajar dari kejatuhan Kwon, investor secara terpisah diingatkan tentang risiko di sektor aset digital ketika dua pemberi pinjaman kripto yang terkait dengan Korea Selatan menghentikan penarikan secara berurutan pada Juni.
Pada Maret, kasus pembunuhan Seoul yang terkenal terkait dengan kerugian investasi kripto memicu seruan bagi politisi untuk mempercepat aturan baru.
Hukum 'Terjebak'
“Kami menyambut baik upaya pihak berwenang untuk membangun ketertiban,” kata Lee Suh Ryoung, Kepala Sekretaris Jenderal Asosiasi Promosi Perusahaan Blockchain Korea di Seoul.
“Namun, hukum secara umum, Korsel tetap terjebak dalam perspektif keuangan tradisional dalam hal mengatur kripto, yang dapat menekan industri [aset digital] alih-alih mempromosikannya,” lanjut Ryoung.
Back Hyeryun, Ketua Komite Kebijakan Nasional di Parlemen Korea Selatan, mengatakan bahwa peraturan baru itu akan berfokus pada perlindungan investor untuk saat ini dan secara bertahap akan diperluas untuk memberikan pengawasan yang komprehensif.
Volume perdagangan spot kripto bulanan Korea Selatan turun menjadi sekitar US$38 miliar pada April dari capaian puncak hampir US$200 miliar dua tahun lalu, menurut data CCData. Akan tetapi, bangsa ini tetap terkenal dengan mania aset virtual berkala.
Negara-negara di seluruh dunia tengah meningkatkan upaya untuk mengatur aset digital. Tempat-tempat seperti Hong Kong dan Dubai berusaha untuk menarik investasi kripto, sementara Uni Eropa baru-baru ini mengesahkan peraturan Markets in Cryptoassets (MiCA) yang terkenal.
Badan-badan AS juga telah menerapkan tindakan keras setelah serangkaian ledakan token, termasuk kebangkrutan bursa FTX.
--Dengan asistensi from Sangmi Cha and Shinhye Kang.
(bbn)