"Reaksi yang ditunjukkan tadi malam bukan reaksi yang dibuat untuk memperbaiki atau menuntut keadilan," kata Veran di BFM TV. "Itu reaksi yang bertujuan untuk menyerang negara."
Nahel (17) ditembak dari jarak dekat di pinggiran barat Nanterre pada Selasa (27/6/2023). Video di media sosial menunjukkan dua petugas polisi bersandar ke mobil, dengan salah satu dari mereka menembak remaja tersebut saat pengemudi menjauh.
Veran mengatakan video yang diposting secara online "penting" digunakan untuk investigasi.
Tragedi tersebut menyoroti kepolisian Prancis yang secara politis akan sulit dikelola oleh Macron. Situasinya mirip dengan tahun 2005, ketika kerusuhan terjadi selama berminggu-minggu di pinggiran kota seluruh Prancis setelah dua anak laki-laki tewas di gardu listrik usai pengejaran polisi.
Seorang juru bicara serikat polisi Alliance mengatakan pada Kamis di radio Fance Info bahwa mereka tidak dapat mengingat bentrokan yang terjadi pada 2005. Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne membatalkan perjalanan ke wilayah Vendee di Prancis yang dijadwalkan kemudian hari.
Sejumlah bintang sepakbola terkenal, selebritas, dan pemimpin politik telah menyatakan kemarahannya atas pembunuhan tersebut.
"Sebuah peluru menancap di kepala... selalu pihak yang sama yang menyebabkan kematian yang salah," tulis Mike Maignan pemain tim nasional Prancis di Twitter.
Sementara itu, ibu Nahel menyerukan protes digelar di Nanterre pada Kamis sore.
(bbn)