Wall Street Journal mengatakan penyelidik AS melacak pesanan pembelian sejumlah peralatan yang berada di balon tersebut.
Kementerian Luar Negeri China tidak menanggapi permintaan komentar pada Kamis (29/6/2023).
Laporan Wall Street Journal diterbitkan tak lama setelah perjalanan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing dalam upaya memperbaiki hubungan diplomatik dengan China. Kunjungan Blinken awalnya direncanakan pada Februari, namun ditunda setelah balon mata-mata China terlihat di atas AS.
Kedua negara memuji perjalanan tersebut sebagai sebuah keberhasilan, dan lebih banyak pejabat diperkirakan akan melakukan perjalanan ke AS dan China dalam beberapa bulan mendatang. Termasuk Menteri Luar Negeri China Qin Gang dan Manteri Keuangan AS Janet Yellen.
Kunjungan Blinken juga mempersiapkan panggung untuk kemungkinan pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping di KTT G-20 yang akan digelar di India pada September. Juga akan ada kemungkinaan presiden China berkunjung ke AS untuk menghadiri KTT APEC pada November.
Biden mengatakan pekan lalu bahwa setelah perjalanan Blinken, ia yakin Beijing ingin "kembali menjalin hubungan dengan AS". Ia menambahkan bahwa Xi tidak menyadari bahwa balon yang melayang di atas Amerika telah diledakkan sampai akhirnya masalah tersebut menjadi sebuah peristiwa internasional.
Beijing menghadapi lanskap geopolitik yang semakin menantang apalagi setelah AS memblokir akses cip berteknologi tinggi ke China, dan menekan Xi untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Ketegangan geopolitik juga menghalangi investasi asing saat ekonomi China sedang mengalami pelemahan setelah kebijakan Covid Zero dihentikan akhir tahun lalu.
--Dengan asistensi dari Lucille Liu.
(bbn)