Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg News 

Bloomberg, Amerika Serikat (AS) dihebohkan dengan balon mata-mata China yang diduga melayang di atas negaranya pada awal tahun ini. Wall Street Journal melaporkan, seorang sumber anonim menyebut balon tersebut bahkan dilengkapi dengan peralatan pengawasan buatan Amerika.

Analisis yang dilakukan oleh Badan Pertahanan dan Intelijen AS tentang puing-puing yang ditemukan setelah balon tersebut ditembak jatuh oleh militer AS di lepas pantai Carolina Selatan pada Februari, menemukan bahwa balon tersebut berisi peralatan buatan Amerika yang tersedia secara komersial. Beberapa di antaranya dijual online dan dilengkapi oleh sensor buatan China yang lebih terspesialisasi.

Meskipun balon tersebut dilengkapi dengan peralatan untuk mengumpulkan foto, video, dan informasi lainnya selama delapan hari perjalanannya di atas AS dan di beberapa wilayah Kanada, balon tersebut tampaknya tidak mengirimkan data apapun ke China. Wall Street Journal melaporkan hasil investigasi yang mengutip salah satu pejabat dari Departemen Pertahanan dan Intelijen AS.

Hasil investigasi bertentangan dengan laporan sebelumnya oleh NBC News yang mengatakan bahwa China dapat mengirimkan informasi yang dikumpulkan secara real time. Hasil yang berhasil dikumpulkan sebagian besar dari sinyal elektronik dan bukan gambar, kata NBC News mengutip tiga pejabat senior dan mantan pejabat AS yang tak diketahui identitasnya.

Wall Street Journal mengatakan penyelidik AS melacak pesanan pembelian sejumlah peralatan yang berada di balon tersebut.

Kementerian Luar Negeri China tidak menanggapi permintaan komentar pada Kamis (29/6/2023).

Laporan Wall Street Journal diterbitkan tak lama setelah perjalanan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing dalam upaya memperbaiki hubungan diplomatik dengan China. Kunjungan Blinken awalnya direncanakan pada Februari, namun ditunda setelah balon mata-mata China terlihat di atas AS.

Kedua negara memuji perjalanan tersebut sebagai sebuah keberhasilan, dan lebih banyak pejabat diperkirakan akan melakukan perjalanan ke AS dan China dalam beberapa bulan mendatang. Termasuk Menteri Luar Negeri China Qin Gang dan Manteri Keuangan AS Janet Yellen.

Kunjungan Blinken juga mempersiapkan panggung untuk kemungkinan pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping di KTT G-20 yang akan digelar di India pada September. Juga akan ada kemungkinaan presiden China berkunjung ke AS untuk menghadiri KTT APEC pada November.

Biden mengatakan pekan lalu bahwa setelah perjalanan Blinken, ia yakin Beijing ingin "kembali menjalin hubungan dengan AS". Ia menambahkan bahwa Xi tidak menyadari bahwa balon yang melayang di atas Amerika telah diledakkan sampai akhirnya masalah tersebut menjadi sebuah peristiwa internasional.

Beijing menghadapi lanskap geopolitik yang semakin menantang apalagi setelah AS memblokir akses cip berteknologi tinggi ke China, dan menekan Xi untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Ketegangan geopolitik juga menghalangi investasi asing saat ekonomi China sedang mengalami pelemahan setelah kebijakan Covid Zero dihentikan akhir tahun lalu.

--Dengan asistensi dari Lucille Liu.

(bbn)

No more pages