Viktoria Dendrinou - Bloomberg News
Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan salah satu alasan melakukan perjalanan ke China adalah untuk menjalin kontak dengan "sekelompok pemimpin baru". Yellen kembali menegaskan seruannya agar kedua negara yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia ini bekerja sama dalam menghadapi tantangan global yang krusial.
"Kita perlu mengenal satu sama lain," kata Yellen, menurut kutipan wawancara dengan MSNBC.
"Kita perlu mendiskusikan ketidaksepakatan kita satu sama lain sehingga kita tidak memiliki kesalahpahaman, tidak salah memahami niat satu sama lain," katanya dalam wawancara, yang akan disiarkan di jaringan televisi Rabu malam.
Meskipun Yellen tidak merincii agenda perjalanan mendatang ke Beijing, selama beberapa bulan terakhir dia telah berulang kali menyatakan niatnya untuk berkunjung. Sebuah perjalanan baru-baru ini ke ibukota China oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken menyoroti upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintahan Biden untuk memulihkan jalur komunikasi dengan rekan-rekan mereka.
Hubungan AS-China semakin membeku sejak pemerintahan Presiden Donald Trump, dengan berlanjutnya perselisihan mengenai Taiwan, perdagangan, klaim-klaim yang saling bertentangan mengenai Laut Cina Selatan serta sumber-sumber ketegangan, termasuk penerbangan balon udara Tiongkok di atas AS pada awal tahun ini.
Baik Yellen maupun para pejabat tinggi Gedung Putih dalam beberapa bulan terakhir telah berusaha untuk menekankan bahwa AS tidak berusaha untuk memisahkan diri dari saingan geopolitiknya, namun lebih kepada mengurangi risiko.
Pemerintahan Biden telah berusaha untuk meningkatkan jumlah saluran komunikasi dengan China sejak Beijing memutuskan banyak hubungan ini sebagai protes atas perjalanan Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan musim panas lalu.
Yellen menegaskan kembali bahwa AS mengambil, dan akan terus mengambil, tindakan-tindakan yang melindungi kepentingan keamanan nasional dari ancaman-ancaman yang ditimbulkan oleh RRT meskipun hal itu membawa biaya ekonomi, sementara ia mengimbau kembali kepada Beijing untuk bekerja sama dalam keprihatinan-keprihatinan global yang sama.
"Kami memiliki kewajiban kepada dunia secara keseluruhan, dua ekonomi terbesar untuk bekerja sama untuk mengatasi tantangan yang bersifat global, seperti hutang yang besar yang menghambat banyak negara setelah pandemi atau pandemi perubahan iklim, dan isu-isu lainnya."
Kepala Departemen Keuangan juga berbicara tentang ekonomi AS, mengulangi pandangannya bahwa ada jalan bagi inflasi untuk turun dalam konteks pasar tenaga kerja yang kuat.
"Kami berada di jalur itu. Namun hal ini akan membutuhkan waktu," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa tantangan-tantangan yang dihadapi pasar real estat komersial adalah "masalah yang akan muncul" dalam beberapa tahun ke depan, dan menambahkan bahwa meskipun beberapa bank mungkin akan terpapar, "ini tidak akan menjadi masalah sistemik."
(bbn)