Tujuan akhirnya adalah membangun industri taksi udara berbahan bakar listrik yang mengangkut penumpang untuk menghindari kemacetan di jalan.
Namun jalan Joby masih panjang. Perseroan menargetkan produksi “puluhan” unit tahun ini dan memulai penerbangan komersial pada 2025.
“Kami masih dalam fase merangkak,” ujar Bevirt.
Dalam jangka panjang, Joby mengkaji pembangunan fasilitas produksi lain di AS untuk mencapai produksi ratusan per tahun, tambah Bevirt.
Unit produksi Joby bisa lepas landas secara vertikal seperti helikopter dan kemudian terbang seperti pesawat kecil. Unit itu bisa menampung beban 1.000 pon (500 kg).
Tetsuo Ogawa, Presiden Toyota untuk Amerika Utara, akan bergabung di dewan direksi Joby mulai 1 Juli. Toyota memegang 12% saham Joby, menurut data Bloomberg.
Toyota membantu Joby dalam pengembangan kapasitas produksi. Joby menyepakati kerja sama jangka panjang dengan Toyota untuk penyediaan komponen.
Delta Air Line Inc dan Intel Corp juga berstatus sebagai pemegang saham Joby.
Dan Ketchel, Direktur Kerja Sama dan Kinerja Delta, menyatakan taksi terbang Joby adalah pasangan yang bagus untuk melayani penerbangan ke bandara Los Angeles, JFK, dan LaGuardia.
“Kami berinvestasi di terminal bandara dalam beberapa tahun terakhir. Kami gembira Joby akan membawa inovasi transportasi,” kata Ketchel.
(bbn)