“Posisi akhir kuartal membuat perdagangan menjadi volatil pekan ini. Investor memperkirakan terjadi soft landing. Reakselerasi laba dibutuhkan untuk pergerakan pasar selanjutnya,” kata Mark Hackett, Chief Investment Research di Nationwide.
Pasar swap memperkirakan The Fed akan melanjutkan pengetatan moneter. Powell menegaskan kemungkinan resesi kecil, tetapi memberi sinyal akan ada kenaikan suku bunga acuan dua kali kali, jika diperlukan.
Kekuatan Besar
Manajer reksa dana untuk kali pertama sejak Februari kembali masuk ke saham, karena khawatir terhadap prospek ekonomi, menurut Barclays Plc.
“Takut ketinggalan (fear of missing out/FOMO) membuat mereka yang bearish mau tidak mau menjadi bullish. Perlu dicatat bahwa saham tetap dibeli meski ada proyeksi negatif terhadap ekonomi,” tulis riset Barclays.
Sementara itu, BlackRock Inc mengambil posisi bullish terhadap kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang membuat Nasdaq 100 membukukan kenaikan semesteran terbaik sepanjang sejarah.
“Kekuatan besar seperti AI bisa menjadi pendorong bahkan saat kondisi makro tidak bersahabat. Investor jangka panjang bisa mengatasi sakit jangka pendek,” sebut strategist BlackRock.
Berita korporasi lainnya, saham General Mills Inc jatuh setelah memberikan perseroan menyatakan kenaikan harga akan sulit menutup penurunan penjualan karena konsumen justru mengurangi belanja. Sementara saham Netflix Inc naik setelah pasar menaikkan target harga karena rilis film Oppenheimer.
Di tempat lain, harga minyak naik setelah AS merilis data penurunan inventori.
(bbn)