Logo Bloomberg Technoz

Pathom Sangwongwanich - Bloomberg News

Bloomberg, RHB Bank Bhd. memperkirakan Thailand berisiko gagal mencapai target menggaet 30 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2023, di tengah anjloknya kedatangan turis asal China.

Kedatangan masuk dari China ke Thailand tahun ini diestimasikan turun di bawah 5 juta, jauh di bawah target 7 juta yang diharapkan oleh pemerintah, tulis Ekonom Senior Bank RHB Barnabas Gan dalam sebuah catatan. Kemungkinan perlambatan aktivitas ekonomi China pada paruh kedua tahun ini akan mengurangi permintaan untuk pariwisata outbound, katanya.

Pelancong asing yang memasuki Negeri Gajah Putih mencapai 12,5 juta dari 1 Januari hingga 25 Juni, menyitir data Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand. Secara kumulatif, kedatangan turis ke Thailand telah mencapai 2 juta setiap bulan antara Desember dan Mei.

Dengan demikian, kedatangan turis asing tahunan Thailand diperirakan berkisar antara 26 hingga 28 juta pada 2023, menurut RHB. Angka itu masih dua kali lebih tinggi dari penghitungan tahun lalu sebanyak 11,2 juta kunjungan.

Thailand menyambut sekitar 40 juta turis sebelum pandemi pada 2019, dengan turis China berkontribusi sekitar seperempat dari total kunjungan wisman.

Perbandingan turis China terhadap total kunjungan wisman di Thailand. (Dok. Bloomberg)


“Kami memproyeksikan kedatangan turis sampai akhir tahun ini akan mengecewakan target resmi pemerintah. Prognosis pariwisata Thailand tetap yang terbaik, netral, mengingat pelambatan baru-baru ini dalam momentum pariwisata inbound,” tulis Gan.

Dia menambahkan peningkatan kompetisi pariwisata dari negara-negara tetangga dan kebisingan politik domestik Thailand turut menjadi faktor tambahan yang memengaruhi prospek pemulihan sektor turisme Thailand ke depan.

Prospek bearish terhadap kunjungan wisman China juga digaungkan oleh operator agen perjalanan Thailand. Penghitungannya terlihat di bawah 5 juta karena masalah visa dan masalah keamanan, menurut Asosiasi Agen Perjalanan Thailand.

Laporan media tentang pemerasan dan keamanan turis telah merusak kepercayaan di antara para pelancong China, menurut Presiden asosiasi Sisdivachr Cheewarattanaporn.

Dengan demikian, Pemerintah perlu mendorong lebih banyak kedatangan antara Juli dan September guna mendorong pemulihan pariwisata, kata Sisdivachr.

(bbn)

No more pages