Kemendag, kata Budi, juga menetapkan harga referensi biji kakao sebesar US$3.114,88 atau Rp46,7 juta per metrik ton, selama periode Juli 2023. Harga ini naik 4,91% setara US$145,79 atau Rp2,18 juta per metrik ton dari Juni 2023.
Hal ini berdampak pada peningkatan Harga Patokan Ekspor (HPE) biji kakao yang menjadi US$2.812 atau Rp42,1 juta per metrik ton. Harga ini naik 5,31% setara US$142 atau Rp2,12 juta per metrik ton.
“Peningkatan harga referensi dan HPE biji kakao dipengaruhi adanya peningkatan permintaan biji kakao terutama dari Amerika Utara. Namun produksi biji kakao di wilayah Afrika menurun akibat adanya badai El Nino,” ujar Budi.
Di sisi lain, HPE produk kulit periode Juli 2023 tidak berubah dari bulan sebelumnya. Sedangkan HPE produk kayu periode yang sama sedikit mengalami perubahan.
Beberapa jenis kayu yang mengalami peningkatkan diantaranya adalah veneer jenis wooden sheet for packing box; dan kayu dalam bentuk keping atau pecahan atau wood in chips or particel. Serta kayu gergajian dengan luas penampang 1.000—4.000 milimeter persegi seperti jenis rimba campuran, eboni dan jati, acasia, sengon, balsa, eucalyptus, dan lainnya.
Sementara jenis kayu yang mengalami penurunan yakni veneer dari hutan tanaman dan kayu gergajian dengan luas penampang 1.000—4.000 milimeter persegi dari jenis merbau.
(frg)