Brian Lee, seorang ekonom di Maybank Securities Ltd., mengatakan PBOC mungkin menunggu hingga akhir kuarta ketiga sebelum menurunkan suku bunga lebih lanjut. Mengingat target pertumbuhan Beijing yang relatif konservatif sekitar 5% dan adanya kekhawatiran terhadap mata uang.
"Memotong suku bunga terlalu cepat sementara Federal Reserve dan bank sentral global lainnya menaikkan risiko, dapat menimbulkan risiko arus keluar modal lebih lanjut," katanya.
Yuan telah mengalami penurunan lebih dari 4% terhadap dolar tahun ini. Para pejabat menunjukkan lebih banyak kehawatiran mengenai penurunan tersebut baru-baru ini.
Pada Selasa (27/6/2023) PBOC menetapkan tingkat referensi harian untuk yuan jauh lebih kuat dari perkiraan analis, menyusul penurunan mata uang satu hari sebelumnya. Penyesuaian diperkirakan pada Rabu (28/6/2023) karena bank sentral tidak mendukung yuan, menandakan kemungkinan batas belum siap ditetapkan.
Investor menjadi lebih pesimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi China setelah sejumlah data baru-baru ini menunjukkan pelemahan. Pengeluaran konsumen, khususnya, menunjukkan penurunan. Pengeluaran perjalanan domestik selama liburan pekan lalu untuk merayakan festival perahu naga menunjukkan angka yang lebih rendah dibandingkan level pra-pandemi.
Ekonom yang disurvei oleh Bloomberg menurunkan perkiraan mereka untuk pertumbuhan produk domestik bruto di kuarta kedua. Meskipun proyeksi mereka untuk setahun penuh tidak berubah, masih di angka 5,5%.
"Meskipun data PDB dan aktivitas kuartal pertama yang kuat mengkonfirmasi pembukaan kembali rebound dalam sektor layanan dan konsumsi. Data aktivitas untuk bulan April dan Mei seimbang, dan menunjukkan bahwa tantangan dari perlambatan pertumbuhan global dan sektor properti tetap serius," kata Arjen van Dijkhuizen, ekonom senior di ABN Amro.
Dia memperkirakan adanya "pelonggaran moneter sedikit demi sedikit, dan dukungan yang lebih terarah pada titik-titik lemah. Termasuk real estat."
Dari 20 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, 18 orang mengatakan pemerintah akan mengumumkan lebih banyak langkah dukungan fiskal tahun ini. Dua belas dari mereka mengharapkan pemotongan pajak atau rabat untuk usaha kecil, perusahaan teknologi, dan proyek hijau, sementara 10 orang memperkirakan bank milik negara akan meningkatkan pinjaman atau investasi ekuitas dalam proyek infrastuktur. Sembilan orang memperkirakan peningkatan kuota untuk obligasi khusus pemerintah daerah.
"Mengingat tantangan keuangan di tingkat pemerintah daerah dan perusahaan, pemerintah pusat dapat mempercepat penerbitan obligasi khusus pemerintah daerah dan melanjutkan kebijakan dana investasi infrastruktur khusus bank, dengan lebih banyak pinjaman dari bank milik negara untuk membantu meningkatkan investasi infrastuktur," tulis Tao Wang, kepala ekonom China UBS Group AG dalam sebuah catatan.
(bbn)