Logo Bloomberg Technoz

Imbal hasil obligasi Australia dan Selandia Baru turun setelah mencatat reli kemarin. Untuk obligasi 10 tahunan turun tiga basis poin, Selasa waktu setempat. Pergerakan dolar dan yen relatif stagnan, dilansir dari Bloomberg News.

Kenaikan saham AS didukung oleh data biaya upah yang tercatat di bawah perkiraan. Data terpisah menunjukkan pasar perumahan AS terus melandai, namun angka consumer confidence report AS justru mengalami pelemahan.

Pelaku pasar masih percaya akan terjadi kenaikan suku bunga The Fed. Bank sentral diprediksi akan mengumumkan peningkatan suku bunga 25 basis poin pada Rabu waktu setempat. Hal ini jadi ramuan tepat dalam membatasi inflasi.

Investor akan mencermati komentar dari Jerome Powell Gubernur The Fed untuk meyakinkan diri bahwa regulator akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunga dalam waktu yang tidak lama lagi.

“Kami semakin dekat dengan siklus akhir pengetatan," kata Sassan Ghahramani, CEO dari SGH Macro Advisors, dalam wawancara dengan Bloomberg Television. "Data yang keluar tidak menjustifikasi kenaikan suku bunga 50 basis poin. Kalaupun ada, saya bisa katakan itu  mereka akan melakukan (menaikkan suku bunga lagi) 25 basis poin.”

Laporan keuangan perusahaan AS pada kuartal IV-2022 yang rilis pada Selasa menunjukkan data yang bervariasi. McDonald's Corp. dan Caterpillar Inc. gagal mencapai perkiraan laba. Sementara General Motors Co. dan Exxon Mobil Corp. berhasil membukukan laba di atas perkiraan. Jadi pencapaian laba tahunan tertinggi sepanjang masa.

(bbn)

No more pages