Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha memaparkan, pasar aset kripto kembali pulih didorong oleh sejumlah berita positif, seperti BlackRock mengajukan berkas perdagangan Bitcoin ETF Spot ke Securities Exchange Commision (SEC), Bursa Kripto EDX yang dibangun oleh Citadel dan Fidelity mulai resmi beroperasi.
Kemudian, pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell yang menyatakan Stablecoin sebagai bentuk uang sehingga perlu diatur. Hal ini memberikan kelegaan dan juga sentimen positif kepada investor aset kripto.
“Kenaikan Bitcoin juga diikuti oleh beberapa Altcoin seperti, Bitcoin Cash BCH melesat 105%, dan PEPE naik 60% dalam 7 hari terakhir,” kata Panji.
Namun, Panji mengingatkan investor aset kripto untuk tetap mencermati beberapa potensi isu yang dapat menahan laju harga Bitcoin, seperti kekhawatiran dari potensi kenaikan suku bunga acuan The Fed yang diprediksi masih akan naik dua kali hingga akhir tahun.
Investor pada pekan ini juga tengah mencermati Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE) AS, yang merupakan indikator inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis pada Jumat (30/6/2023). Sementara indeks PCE diproyeksikan akan tumbuh menjadi 4,6% pada Mei, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 4,4%.
Rilisnya indeks tersebut dapat mendongkrak harga aset kripto, dengan catatan angka yang keluar berada di bawah konsensus. Akan tetapi, jika di atas prediksi dan lebih jauh dari perkiraan pasar, maka bisa menghentikan reli harga aset kripto.
Sementara itu, dari Asia dikabarkan, Hong Kong and Shanghai Bank Corporation (HSBC), Bank terbesar di Hong Kong, telah memungkinkan nasabahnya untuk menjual dan membeli Bitcoin ETF dan Ethereum ETF yang terdaftar di Bursa Efek Hong Kong.
“Sentimen ini diharapkan mampu mendorong Bitcoin kembali menguji area US$31.400 dengan catatan Bitcoin harus mampu bertahan di atas level psikologis supportnya di US$30.000,” jelas Panji.
(fad/evs)