Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Dunia (World Bank) sepakat memberikan pendanaan senilai US$600 juta (setara Rp8,9 triliun) untuk mengatasi masalah stunting (kekurangan gizi) anak di Indonesia.
Dukungan pendanaan tersebut juga ditujukan untuk perluasan upaya Indonesia untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan gizi untuk remaja perempuan dan perempuanm hamil.
Dana tersebut ditujukan untuk mendukung program Bank Dunia Investing in Nutrition and Early Years (INEY) Tahap 2. Bank Dunia mengidentifikasi pengurangan angka stunting sebagai hal yang penting bagi negara-negara untuk mencapai potensi produktifnya secara utuh.
Program ini akan dikembangkan berdasarkan banyak keberhasilan yang telah diraih sebelumnya, dengan fokus pada menjaga momentum untuk mencapai sasaran 14%.
Program ini ditujukan untuk melanjutkan dan memperdalam kepemimpinan nasional dalam upaya pengurangan stunting, meningkatkan penyelenggaraan beragam intervensi yang berdampak-tinggi, spesifik-gizi dan peka-gizi, serta memperkuat koordinasi di tingkat daerah–masyarakat dalam konteks pengurangan stunting. Program ini akan dijalankan menggunakan pendekatan Program untuk Hasil (Program for Results – P4R), di mana dukungan keuangan dikeluarkan ketika Pemerintah mencapai hasil program yang spesifik.
“Kami merasa senang dengan berbagai hasil positif dari upaya-upaya pemerintah untuk mengurangi stunting hingga saat ini, yang didukung oleh Bank Dunia melaluia Program INEY Tahap 1,” kata Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (28/6).
“Program INEY Tahap 2 merupakan kelanjutan dari kerja sama kami dengan pemerintah dan dukungan kami untuk Indonesia dalam mempercepat pembangunan modal manusia, suatu komponen yang penting dalam mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi.”
Menurut Bank Dunia, upaya bersama yang dijalankan oleh Indonesia berhasil menurunkan angka stunting dari 31,4% pada tahun 2018 menjadi 21,6% pada tahun 2022. Indonesia menargetkan untuk terus mengurangi angka stunting hingga 14% pada tahun 2024.
Pemerintah melalui sejumlah program telah mengalokasikan anggaran hingga Rp 77 triliun untuk menurungkan angka stunting hingga 14%, sesuai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (PRJMN) 2024.
Anggaran tersebut naik jika dibandingkan anggaran yang dialokasikan pada 2022 yakni sebesar Rp 44,8 triliun. Anggaran tersebut terdiri dari belanja yang tersebar di 17 Kementerian dan Lembaga sebesar Rp 34,1 triliun dan Pemerintah Daerah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik sebesar Rp8,9 triliun serta DAK Nonfisik sebesar Rp 1,8 triliun.
(evs)