Dengan berbagai sentimen ada saat ini. Deretan saham berikut tercatat jadi saham tercuan dan terboncos sepanjang semester I-2023.
Berikut 10 saham paling menguntungkan (top gainers) pada perdagangan semester I-2023.
Di posisi pertama terdapat emiten yang baru mencatatkan pada papan perdagangan BEI pada jajaran saham tercuan semester I-2023.
Saham PT Hatten Bali Tbk (WINE) yang harga sahamnya meroket 361% ke posisi Rp595/saham. WINE merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang produksi minuman beralkohol. Dengan berhasil tercatat pada 10 Januari kemarin. WINE melepas 678 juta saham atau setara dengan 25,02% dari modal ditempatkan dan disetor, dengan harga perdana Rp129/saham.
Melesatnya harga saham WINE linear dengan prospek bisnis dan kinerja historisnya, tercatat dalam performa kinerja 2 tahun terakhir WINE mencatatkan kinerja yang impresif.
Bersamaan dengan itu, WINE juga memutuskan untuk melangsungkan pembagian dividen tunai tahun buku 2022 sebesar Rp5,31 miliar. Dengan demikian para pemegang saham akan mendapatkan dividen sebesar Rp1,95/saham.
Selanjutnya pada posisi kedua ada saham PT Fortune Mate Indonesia Tbk (FMII) yang harga sahamnya melesat 355% ke posisi Rp1.165/saham. Adapun sentimennya adalah, gencarnya ekspansi FMII sepanjang 2022 yang tercermin pada kinerja laporan keuangan tahunan 2022 yang sangat ciamik, dan juga berlanjut pada kuartal I-2023.
Adapun FMII pada 2022 berhasil mencatat laba bersih mencapai Rp17,29 miliar, meroket 102% dari periode yang sama pada 2021. Menariknya, per 31 Maret 2023, laba bersih FMII tercatat sebesar Rp6,73 miliar, sedangkan pada periode yang sama pada tahun lalu hanya membukukan laba bersih sebesar Rp61 juta, atau mengalami kenaikan mencapai 10.921%.
Sementara itu, berikut 10 saham paling merugi (top losers) sepanjang perdagangan semester I-2023.
Data riset Bloomberg Technoz menunjukkan emiten teknologi dari IndoSterling Group. yakni PT Indosterling Technomedia Tbk (TECH) menempati posisi pertama dengan total penurunan sepanjang semester I-2023 mencapai 99% ke posisi Rp50/saham.
Adapun tekanan yang mempengaruhi pergerakan saham TECH adalah kabar dari Pemegang Saham Pengendali (PSP) yaitu Indosterling Sarana Investasi melakukan aksi jual saham besar-besaran hingga melepas jutaan sahamnya. Aksi jual secara masif juga disusul oleh DBS Vickers Secs Singapore.
Adapun pada Maret ini Otoritas Bursa telah meminta penjelasan kepada Indosterling Technomedia terkait Volatilitas Transaksi Efek saham TECH, pada Mei kemarin.
Berikut kedua jawaban yang dikutip dari halaman keterbukaan informasi BEI, “Perseroan tidak mengetahui informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal,” jelas manajemen Indosterling Technomedia.
Kemudian, Perseroan juga menerangkan bahwa tidak mengetahui adanya aktivitas dari para pemegang saham tertentu yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan.
“Perseroan belum memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi dalam waktu dekat ini, termasuk rencana korporasi yang akan berakibat terhadap pencatatan saham Perseroan di Bursa,” pungkasnya.
(fad/aji)