Logo Bloomberg Technoz

Dalam lelang hari ini, SUN seri FR0096 (htm 2033, kupon 7%) dan FR0098 (htm 2038, kupon 7,12%) menjadi seri yang terbanyak diburu oleh peserta lelang dengan nilai penawaran masuk masing-masing Rp11,38 triliun dan Rp8,64 triliun.

Permintaan yield dari peserta lelang cenderung lebih rendah seiring dengan tengah landainya tingkat imbal hasil di pasar sekunder. Misalnya, untuk FR096, yield tertinggi masuk sebesar 6,35% lebih rendah dibanding lelang sebelumnya sebesar 6,37%.

Begitu juga yield FR098, tertinggi masuk 6,59%, lebih rendah dari sebelumnya 6,65%. Pemerintah memenangkan dua seri itu di yield 6,23% dan 6,43% dengan nilai serapan masing-masing Rp2,05 triliun dan Rp3,1 triliun.

Pemerintah paling banyak menyerap penawaran yang masuk untuk seri tenor menengah FR095 (htm 2028, kupon 6,375%) yang mencatat nilai penawaran masuk Rp7,74 triliun.

Tawaran yield yang masuk untuk seri ini juga sebenarnya lebih tinggi yaitu antara 5,83%-6% dibandingkan 5,85%-5,99% pada lelang sebelumnya. Namun, pemerintah menyerap lebih terbanyak sebesar Rp3,6 triliun dengan tingkat imbal hasil rata-rata 5,84%, sedikit lebih rendah dibanding lelang 13 Juni sebesar 5,85%.

Tingkat Imbal Hasil 

Pemerintah melaporkan kinerja APBN yang melanjutkan surplus pada Mei sebesar Rp204,3 triliun atau setara 0,97% dari Produk Domestik Bruto. Sedikit lebih rendah dari capaian surplus April 1,12% dari PDB setara Rp234,7 triliun.

Capaian surplus APBN memberi kepercayaan diri pada pemerintah menekan nilai penerbitan SBN baru hingga Rp95,5 triliun menjadi sebesar Rp144,5 triliun sampai Mei 2023, dibandingkan April sebesar Rp240 triliun.

"Ini akan menjadi kabar positif bagi pasar obligasi Indonesia. Selain itu, pembatasan suplai SBN yang semakin ketat di bulan-bulan mendatang akan menopang tingkat imbal hasil SUN 10 tahun bertahan di level support 6,3%-6,5% pada Juli," komentar Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas.

Bagi investor, tingkat imbal hasil sebesar itu mencerminkan selisih yield dengan US Treasury kembali ke kisaran 300 bps yang dinilai cukup menguntungkan. Dengan yield menarik, dana asing dapat bertahan dan memberi dukungan pada kekuatan nilai tukar rupiah. Namun, bagi pemerintah, yield yang lebih tinggi dapat berarti biaya pendanaan (cost of fund) yang lebih mahal.  

Nilai tukar rupiah ditutup menguat 23 bps ke level Rp14.993/US$ memungkasi perdagangan semester I-2023 yang berakhir lebih cepat hari ini (27/6/2023). Sementara itu, tingkat imbal hasil surat utang negara mayoritas lebih rendah mencerminkan minat beli di pasar sekunder masih stabil. 

  • Yield SUN 2 tahun turun tipis ke level 5,881%
  • Yield SUN 10 tahun turun 0,22 bps ke level 6,273%
  • Yield SUN 20 tahun turun ke 6,589%
  • Yield SUN 5 tahun turun ke 5,924%
  • Risiko investasi di Indonesia tecermin dari premi Credit Default Swap (CDS) naik 0,17% ke level 90,467, tertinggi sejak 29 Mei lalu
  • Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen hingga 26 Juni 2023, pemodal nonresiden mencatat beli neto Rp80,43 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp14,25 triliun di pasar saham, menurut laporan Bank Indonesia

(rui)

No more pages