“Kalau H-2 Lebaran ada kenaikan 5%—10% itu masih bisa ditoleransi. Namun, kalau sampai naik ke Rp50.000/kg itu tidak bisa ditoleransi,” ujarnya.
Intervensi Pasar
Pada kesempatan yang sama, Arief menyebut Bapanas akan bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta dan BUMD Dharma Jaya guna menjual daging ayam ras dengan harga terjangkau. Penjualan akan dilakukan hingga satu pekan ke depan.
“Sampai seminggu ke depan, kami akan siapkan daging ayam ras dengan harga yang baik. Ini akan disiapkan di kelurahan-kelurahan dengan harga di bawah Rp36.000/kg,” ungkapnya.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Alvino Antonio menyebut perlu dipastikan kembali apakah daging ayam yang dijual dengan harga Rp50.000/kg adalah daging ayam ras. Sebab, berdasarkan perhitungannya harga daging ayam ras di pasaran seharusnya tak lebih dari Rp40.000/kg.
“Perlu dicek lagi itu, betul daging ayam ras atau broiler? Jangan-jangan itu daging ayam pejantan atau daging ayam kampung yang memang lebih mahal harganya. Kalau melihat harga ayam ras hidup saat ini seharusnya harga daging ayam ras itu naiknya mentok Rp40.000/kg,” tuturnya.
Sebelumnya, Jokowi menyebut kenaikan harga daging ayam ras yang dia temukan saat melakukan sidak ke Pasar Palmerah terlalu tinggi. Dia menduga kenaikan tersebut diakibatkan oleh masalah pasokan
“Yang naik agak tinggi memang daging ayam. Biasanya di harga Rp30.000/kg, Rp32.000/kg, ini sudah mencapai Rp50.000/kg. Akan saya cek, mungkin ada problem di suplainya, pasokannya," katanya usai mengunjungi Pasar Palmerah, Senin (27/6/2023).
(rez/wdh)