Aktivitas Wagner telah menarik perhatian sejak invasi Rusia ke Ukraina. AS menuding mereka telah memperburuk ketidakstabilan di beberapa negara Afrika, dan memanfaatkan mereka untuk mengirim senjata ke perang. Masih belum jelas apa rencana permainan Wagner di Afrika setelah pemberontakan Prighozin yang tiba-tiba berakhir dengan kesepakatan suram yang membuat pemimpin Wagner dan pasukannya pergi tanpa konsekuensi.
'Membunuh, Menyiksa'
"Wagner, Touadera, dan lingkaran terdekatnya telah melakukan pembunuhan massal, penyiksaan, dan pemerkosaan yang meluas, sistematis, dan terencana dengan baik," kata Sentry dalam laporan yang diterbitkan pada Selasa (27/6/2023).
Wagner tidak menanggapi permintaan komentar. Penasihat senior Touadera, Fidele Gouandjika, menginformasikan kehadiran Wagner di Republik Afrika Tengah tetapi mengatakan kepada Bloomberg bahwa dia tidak terlibat dalam serangan atau penyiksaan militer apapun.
Sentry melakukan wawancara dengan lebih dari 45 orang, termasuk 11 anggota angkatan bersenjata Republik Afrika Tengah, anggota milisi, dokumen, dan citra satelit.
"Di Republik Afrika Tengah, Wagner telah menyempurnakan cetak biru dalam penangkapan negara, mendukung negara kriminal yang dibajak oleh Presiden Republik Afrika Tengah dan orang-orang terdekatnya, mengumpulkan kekuatan militer, mengamankan akses dan menjarah mineral berharga," kata Sentry.
Sentry didirikan pada 2016 oleh aktor George Clooney dan John Prendergast, seorang aktivis hak asasi manusia yang telah bekerja untuk pemerintah AS. Pendanaannya termasuk dari Carnegie Foundation of New York, The Ford Foundation, dan dana yang disponsori oleh Rockefeller Philanthropy Advisors Inc.
Tambang Berlian
Laporan tersebut mendokumentasikan sejumlah pembantaian, termasuk pembunuhan etnis Fulani dalam serangkaian serangan di Desa Boyo antara 6 dan 13 Desember 2021. Menurut Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, pembantaian tersebut dilakukan sebagai hukuman atas para muslim setempat yang dianggap mendukung pemberontak. Para pelaku penyerangan mengatakan pada Sentry bahwa pembantaian diinisiasi oleh Wagner, dan mereka diperintahkan untuk membunuh semua laki-laki.
Serangan di Desa Boyo kembali dilakukan di lokasi lain, yang menurut Sentry menjadi tempat penambangan berlian dan emas untuk perusahaan yang berafiliasi dengan Wagner.
Orang-orang yang diwawancara oleh Sentry mengatakan bahwa tentara Wagner mengambil bagian dalam serangan itu dan memberi perintah. Mereka juga melatih militer Republik Afrika Tengah dan milisi yang berafiliasi tentang cara menebas dan mencekik pemberontak, dan "membakar orang hidup-hidup".
Gouandjika membantah bahwa pasukan pemerintah dan Wagner telah melakukan serangan di Desa Boyo. Dia malah menyalahkan kelompok pemberontak yang saling berperang.
'Tidak Ada Tahanan'
"Tentara Rusia yang disebut Wagner di negara kami tidak pernah menyerang. Mereka tidak menyerang," katanya.
Gouandjika juga membantah bahwa angkatan bersenjata telah melakukan penyiksaan atau telah dilatih untuk melakukan teknik semacam itu. Dia menegaskan bahwa kebijakan tentara adalah untuk "tidak mengambil tahanan" dalam perjuangan melawan apa yang ia gambarkan sebagai "bandit dan teroris."
Dia menegaskan Rusia memasok negaranya dengan senjata, khususnya tank.
"Kami punya perjanjian pertahanan dengan salah satu kekuatan nuklir terbesar di dunia," katanya.
(bbn)