"Penguatan tersebut berhasil untuk menurunkan yield SBN seri bench mark 10 tahun. Penurunan yield SBN sebesar 20 basis poin year to date, mencapai level 6,74 %," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Pada kesempatan yang sama, Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2023 berada di kisaran 5,2 % hingga 5,3 %. Sedikit melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau 2022 sejalan dengan melambatnya perekonomian global.
"Perekonomian global diperkirakan akan tumbuh lebih lambat, akibat fragmentasi dari geopolitik dan masih adanya risiko resesi. Kemungkinan terjadinya resesi di Amerika Serikat dan Eropa," ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi nasional pada 2023 akan didukung oleh konsumsi rumah tangga yang tetap kuat dan disertai level inflasi yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Dihapusnya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menjadi katalis bagi laju perekonomian di Tanah Air.
(rez/evs)