Dewan Keselamatan Transportasi Kanada meluncurkan penyelidikan sendiri karena potongan-potogan kapal selam yang dimiliki oleh OceanGate terus dikumpulkan di pelabuhan St. John’s, Newfoundland.
“Jika saya mewakili siapa pun yang ada hubungannya dengan hal ini, dan mereka adalah warga negara AS atau berbasis di AS, saya akan berkata kepada mereka, ‘Anda perlu segera mnyewa pengacara dan mendapatkan analisis yang bagus tentang potensi pertanggungjawabannya’,” kata George Chalos, seorang pengacara pertahanan maritim.
“Tuntutan pidana dapat dilakukan, itu jawaban yang mudah,” katanya. “Pertanyaannya adalah di mana?”
OceanGate tidak menanggapi panggilan atau email yang meminta komentar.
Pakar hukum mengatakan masalah keamanan yang diangkat sebelum ledakan kapal selam memberikan bukti adanya kelalaian besar yang dapat menimbulkan tuntutan perdata yang diajukan oleh keluarga penumpang.
Jika kelalaian itu cukup parah bagi Departemen Kehakiman AS untuk mengejar kasus pidana, kemungkinan tuntutan akan dilakukan di bawah udang-undang Seaman's Manslaughter Statute.
Undang-undang yang berlaku sejak tahun 1800-an, dapat menargetkan perwira, insinyur, dan pilot kapal selam. Juga daat meluas ke pemilik, inspektur, dan manajer perusahaan yang mengoperasikan kapal tersebut. Meskipun ada batasan yang relatif rendah untuk menetapkan tanggung jawab pidana berdasarkan undang-undang, penuntutan apapun di AS akan memerlukan penetapan yuridiksi.
OceanGate berbasis di Everett, Washington. Kapal selamnya terdaftar di Bahama. Titan dikerahkan oleh kapal Kanada, Polar Prince, dari St. John’s ke perairan internasional di Atlantik, di atas reruntuhan Titanic.
CEO OceanGate Stockton Rush (61) yang menginisiasi wisata Titan, merupakan orang Amerika. Penumpang lainnya berasal dari Pakistan, Prancis, dan Inggris. Pejabat Prancis dan Inggris juga tengah menyelidiki kasus ini
Guillermo Sohnlein ikut mendirikan OceanGate dengan Rush pada 2009. Berdasarkan postingan Facebook-nya pada Kamis (22/6/2023) Ia menjabat sebagai CEO perusahaan, pemimpin ekspedisi, dan sub-pilot. Ia mundur dari jabatannya pada 2013, namun masih menjadi pemilik saham minoritas.
Sohnlein tidak menanggapi permintaan komentar.
Salah satu dari lima yang tewas adalah Rush. Juga ada Hamish Harding, miliarder Inggris pendiri perusahaan ekuitas swasta, Shahzada dan Suleman Dawood, seorang ayah dan anak di salah satu keluarga terkaya Pakistan, dan Paul-Henri Nargeolet, seorang penyelam Prancis yang terkenal.
“Meskipun terasa seperti operasi penyelidikan AS, ketika melihat semua elemen mungkin tidak cukup untuk melakukan penuntutan,” kata Martin Davies, direktur Pusat Hukum Maritim Universitas Tulane. “Jika Anda bertanya kepada saya negara mana yang jelas memiliki yuridiksi, jawabannya adalah Kanada.”
Pada Sabtu (24/6/2023) penyelidik Kanada dari Dewan Keselamatan Transportasi dikirim ke St. John's untuk mengumpulkan informasi dan melakukan wawancara. Angkatan Kepolisian Kerajaan Kanada mengonfirmasi bahwa mereka sedang menentukan apakah penyelidikan tindak kriminal diperlukan, tetapi menolak berkomentar lebih lanjut.
Pertanyaan penting lainnya untuk setiap kasus di AS adalah apakah Titan OceanGate cocok dengan definisi “kapal” di bawah hukumaritim untuk kematian yang tidak wajar. Pakar hukum meragukan, sebagian merujuk pada fakta bahwa kapal selam tidak dapat bernavigasi di permukaan laut.
“Jika bukan kapal, Anda tidak akan bisa menuntutnya di bawah undang-undang Seaman's Manslaughter Statute,” kata Chalos.
Definisi tersebut muncul dalam pengadilan kriminal AS pada 2010, saat terjadi tumpahan minyak Deepwater Horizon di Teluk Meksiko. Kala itu, BP Plc setuju untuk membayar US$4 miliar sebagai bagian dari kesepakatan pembelaan yang melibatkan 14 tuntutan pidana, 11 di antaranya untuk kasus kejahatan pembunuhan. Pengadilan banding federal menolak upaya jaksa AS untuk mengajukan tuntutan pidana terhadap dua karyawan BP di bawah Seaman's Manslaughter Statute, menemukan bahwa mereka mengoperasikan anjungan pengeboran, yang kemudian meledak, dan bukan sebuah kapal.
Chalos mengatakan putusan pengadilan “menunjukkan bagaimana undang-undang tersebut tidak berlaku pada semua hal yang bergerak di lautan.”
Di sisi lain, pengembang real estate Las Vegas, Jay Bloom, mengaku ditawari untuk ikut melakukan perjalanan wisata kapal selam Titan dengan putranya. Dalam postingan di akun Facebook-nya, ia mengaku menolak ajakan tersebut sebelum pada akhirnya kursi diberikan kepada Shahzada Dawood dan putranya, Suleman, yang tewas dalam insiden.
“Pada Februari, Stockton meminta saya dan putra saya, Sean, untuk ikut menyelam bersama ke Titanic pada bulan Mei. Kedua penyelaman saat itu ditunda karena cuaca hingga 18 Juni, tanggal perjalanan ini,” tulis Bloom.
“Saya menyatakan kekhawatiran akan keamanan kapal selam, dan Stockton mengatakan kepada saya, ‘Meskipun jelas ada risiko, jauh lebih aman daripada terbang dengan helikopter atau bahkan scuba-diving Bahkan tidak ada cedera dalam 35 tahun terakhir pada kapal selam non-militer,’” katanya.
Bloom juga mengunggah bukti percakapannya dengan Rush via WhatsApp. Ia mengaku jadwal yang diberikan oleh Rush tidak pas, sehingga merelakan dua kursinya diserahkan kepada orang lain.
“Saya berkata pada Bloom bahwa penjadwalannya tidak pas, sehingga kami tidak bisa pergi sampai tahun depan. Kursi kami diberikan kepada Shahzada Dawood dan putranya yang berusia 19 tahun, Suleman Dawood. Dua dari tiga orang lainnya yang kehilangan nyawa dalam perjalanan ini (yang kelima adalah Hamish Harding),” kata Bloom.
(bbn)