Logo Bloomberg Technoz

Libur Panjang & 'Foya-foya': Bisakah Menolong Ekonomi RI?

Ruisa Khoiriyah
27 June 2023 10:40

Warga berwisata di kawasan Kota Tua, Jakarta, Selasa (24/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Warga berwisata di kawasan Kota Tua, Jakarta, Selasa (24/4/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Hari ini adalah hari terakhir bekerja di pekan ini bagi para karyawan dan buruh di seluruh Indonesia menyusul keputusan pemerintah menambah cuti bersama Idul Adha hingga dua hari. Mulai besok, Anda bisa menikmati liburan lebih lama sampai akhir pekan nanti, tentu bila perusahaan tempat Anda bekerja setuju untuk mengikuti ketentuan baru cuti bersama tersebut.

Keputusan pemerintah memperpanjang libur perayaan Idul Adha dari semula hanya libur di tanggal 29 Juni, ditambah pada 28 dan 30 Juni, banyak didorong oleh harapan para pengambil kebijakan agar warga bisa pergi berlibur dan berbelanja. Itu akan bagus bagi pertumbuhan ekonomi, seharusnya.

Presiden RI Joko Widodo secara eksplisit menyebut harapan tersebut. Jokowi mengklaim, salah satu alasan utama pemerintah memperpanjang libur tersebut untuk mempercepat pemulihan roda ekonomi di daerah, khusus sektor pariwisata. "Harinya memang memerlukan waktu yang lebih untuk mendorong ekonomi di daerah. Utamanya bidang pariwisata lokal. Ketika kita lihat harinya bisa, ya kita putuskan," kata Jokowi seperti dilansir Sekretariat Kepresidenan, Rabu (21/6/2023).

Di tengah perekonomian yang masih diliputi kecemasan perlambatan, upaya mendorong belanja masyarakat -motor utama ekonomi tahun ini setelah rezeki harga komoditas semakin memudar- melalui pemberian jatah liburan lebih panjang, bisa dipahami. Namun, seberapa signifikan keputusan itu berdampak pada laju ekonomi Indonesia?

Berkaca pada libur Lebaran yang panjang

Bukan kali ini saja pemerintah memutuskan cuti bersama lebih panjang menyusul kedatangan hari raya. Pada Lebaran tahun ini, pemerintah menambah jatah cuti bersama menjadi 5 hari, lebih banyak dari tahun lalu yang 4 hari. Tujuannya, selain memecah arus mudik dan menghindari risiko kemacetan pemudik, juga didorong upaya mendorong perekonomian lebih kencang berputar. Orang pergi mudik, berlibur dan berbelanja, di atas kertas sumbangannya bagi perekonomian bisa besar.