Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan sejumlah saham, yakni BIRD, INKP, MEDC, dan MTEL.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari sentimen dalam negeri. Bank Indonesia (BI) melaporkan jumlah uang beredar sukses mencetak pertumbuhan positif pada Mei. Bahkan pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
"Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Mei 2023 tumbuh meningkat. Posisi M2 pada Mei 2023 tercatat sebesar Rp 8.332,3 triliun atau tumbuh 6,1% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,6% (yoy). Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang kuasi sebesar 9,9% (yoy)," sebut laporan BI yang dirilis Senin (26/6).
Perkembangan M2 pada Mei 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit. Penyaluran kredit pada Mei 2023 tumbuh sebesar 9,4% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 8,1% (yoy) sejalan dengan membaiknya perkembangan kredit produktif maupun konsumtif.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan mendapat pengakuan dari International Monetary Fund (IMF) karena telah mengalami pemulihan ekonomi yang baik setelah pandemi dan berhasil menghadapi tantangan global pada tahun 2022, dengan pertumbuhan yang sehat, penurunan tekanan inflasi, dan stabilitas sistem keuangan.
Selanjutnya sentimen yang akan mempengaruhi IHSG datang dari global, sejumlah rilis data ekonomi dari Amerika Serikat, Eropa, Inggris, Australia dan Jepang pada Jumat kemarin telah memicu kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi global.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, investor semakin khawatir bahwa sikap tegas (Hawkish) dari Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dan bank-bank sentral lain dapat mengakibatkan resesi ekonomi global pada semester II-2023.
“Di pasar komoditas, harga minyak mentah mencatatkan penurunan selama dua hari beruntun pada hari Jumat karena investor khawatir kenaikan suku bunga dapat mengurangi permintaan minyak mentah meskipun di tengah kondisi pasokan global yang ketat,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.
Adanya fenomena Risk Aversion atau kecenderungan investor menghindari mengambil risiko secara berlebihan telah mendongkrak nilai tukar mata uang USD yang membuat harga minyak mentah lebih mahal bagi pemegang mata uang selain USD.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan kemarin IHSG menguat 0,38% ke 6.664, dengan investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp99 miliar pada reguler market.
Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung menguat pada hari ini, dengan resistance 6.670–6.681 dan support 6.650–6.618 Dengan saham rekomendasinya ialah MYOR, EXCL, BFIN, BIRD, RALS, dan IMAS.
(fad/dhf)