Persentase ambang batas presiden 9 partai yakni PDIP 22,26%, Partai Golkar 14,78%, Partai Gerindra 13,57%, Partai NasDem 10,26%, PKB 10,09%. Partai Demokrat meraih 9,39%, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meraih 8,7%, PAN 7,65% lalu PPP meraih 3,3%.
Namun belum finalnya pasangan cawapres dan koalisi yang masih cair belakangan ini membuat dinamika pencapresan masih menarik untuk dikaji. Apalagi dengan meriset pemberitaan media, masih ada manuver partai-partai politik yang melakukan komunikasi lintas koalisi.
Nama-nama cawapres yang beredar melalui survei politik hingga disebut-sebut menjadi calon jagoan partai-partai yang akan diajukan antara lain Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Mahfud MD, Erick Thohir, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, AHY, Khofifah Indar Parawansa. Nama Yenny Wahid yang merupakan putri almarhum Presiden Gus Dur pekan ini masuk radar cawapres dari NasDem.
Sandiaga Uno kini menjabat sebagai Ketua Bappilu Nasional PPP. Sementara Ridwan Kamil merupakan Wakil Ketua Umum Partai Golkar. Mahfud MD Menko Polhukam yang cukup dekat dengan Prabowo pada saat pemilu lalu, pula dekat dengan basis NU di Jawa Timur. Erick Thohir merupakan kader Nahdlatul Ulama (NU) yang sedang didekati oleh PAN. Airlangga Hartarto merupakan Ketua Umum Partai Golkar, Khofifah ialah elite PKB, Muhaimin Iskandar merupakan Ketua Umum PKB. Kemudian Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah Ketua Umum Partai Demokrat.
Dengan simulasi melalui riset media maka bisa diperoleh kemungkinan di bawah ini.
Apabila koalisi tak berubah:
1. Anies Baswedan-AHY (NasDem-Demokrat-PKS)
2. Prabowo-Muhaimin Iskandar (Golkar berpotensi merapat di KIR)
3. Ganjar-Sandiaga Uno (PAN berpotensi merapat ke PDIP-PPP)
Apabila koalisi berubah dengan format dua pasang:
1. Ganjar-Sandiaga (Demokrat merapat bila dijanjikan porsi menteri dalam jumlah besar)
PKB dan Golkar diperkirakan lebih memilih merapat bersama PDIP-PPP-Demokrat.
2. Prabowo-Erick
Jika Koalisi Perubahan bubar, NasDem dan PKS amat mungkin berada satu atap dengan Partai Gerindra dan PAN
Apabila koalisi berubah dengan format tiga pasang:
1. Ganjar-Sandiaga (PDIP-PPP-Demokrat)
2. Prabowo-Erick (Gerindra-PAN-NasDem-PKS)
3. Airlangga-Muhaimin (Golkar-PKB)
Koalisi Golkar-PKB bukan hal yang tidak mungkin. Kedua ketua umum juga sudah beberapa kali bertemu untuk melakukan penjajakan. Baik Airlangga dan Muhaimin sama-sama didesak oleh para kader mereka untuk tidak sekadar menjadi penggembira di Pemilu 2024.
atau
1. Ganjar-Sandiaga (PDIP-PPP-Demokrat)
2. Prabowo-Erick (Gerindra-PKB-PAN)
3. Anies-Yenny Wahid (NasDem-PKS-Golkar)
Nama Yenny dianggap Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali paling potensial mendampingi Anies karena dianggap sesuai dengan sosiokultural banyak pemilih di Indonesia.
(ezr)