Logo Bloomberg Technoz

Untuk kredit investasi, penyalurannya juga tumbuh 11,6%, lebih tinggi dibandingkan April 9,1% terutama untuk industri pengolahan yang berhasil naik 16,4% dibanding 13,6%. 

Sementara kredit konsumsi mencatat kenaikan 9,7% pada Mei dari sebesar 8,8% di bulan sebelumnya terdorong oleh pertumbuhan kredit pemilikan rumah atau KPR (+7,4%), kredit kendaraan bermotor (+18,1%) dan kredit multiguna (+10,3%).

Kendati KPR tumbuh positif, keseluruhan jenis kredit properti pada Mei lalu masih mencatat perlambatan dengan tumbuh 7,9%, lebih rendah dibanding April 8,6%. Penyebabnya, kredit konstruksi melambat signifikan hanya tumbuh 4,3% setelah pada April masih naik 7,8%.

Korporasi mulai tarik simpanan

Pada Mei lalu juga terlihat pelaku usaha mulai banyak mencairkan simpanan dana mereka di perbankan di saat nasabah individu justru semakin rajin menabungkan pendapatan mereka.

Data Bank Indonesia (BI) memperlihatkan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan pada Mei lalu mencatat penurunan dengan capaian tumbuh 6,9%, turun tipis dari April 7,07%. Total nilai DPK bank mencapai Rp7.765,7 triliun.

Uang beredar naik terdorong kredit yang mulai bangkit, tetapi penempatan dana masyarakat di bank turun pada Mei 2023 (Div. Riset Bloomberg Technoz)

Nasabah korporasi mencatatkan perlambatan pertumbuhan simpanan di bank dengan kenaikan 11,3%, lebih rendah dibandingkan 11,9% pada April. Adapun simpanan nasabah perorangan tumbuh 3,5%, meningkat dibanding pertumbuhan April sebesar 2,8%. Sedangkan kelompok nasabah lain seperti Pemerintah Daerah, Yayasan, Koperasi dan Swasta lain pertumbuhan simpanannya di bank stagnan di 7%

Bila menilik tiap jenis simpanan, terlihat bila nasabah korporasi tidak lagi banyak menempatkan dana di produk giro. Tercermin dari kenaikan hanya 12,6% pada Mei, turun dari 15,8% di bulan sebelumnya.

Sedang di produk tabungan, kelompok nasabah korporasi juga hanya mencatat kenaikan 12% dibandingkan 19,5% pada April. Nasabah korporasi di bank lebih senang menambah penempatan dana di produk simpanan berjangka atau deposito yang naik 9,4% pada Mei, dari sebelumnya tumbuh 6%. 

Penurunan nilai simpanan nasabah korporasi itu memberi sedikit optimisme bahwa selain mulai bergairah mengajukan kredit baru pada bank, penarikan dana sendiri dari laba ditahan untuk memodali ekspansi masih menjadi pilihan utama.

Itu sejalan dengan hasil survei BI di bulan yang sama di mana mayoritas korporasi masih mengandalkan pembiayaan dari dana sendiri dengan pangsa 56,7%.

Di sisi lain, bunga simpanan yang semakin naik menarik minat nasabah perorangan untuk menyimpan duit di perbankan. Semua jenis simpanan berjangka mencatat kenaikan bunga. 

Deposito tenor 1 bulan naik tipis dari rata-rata 4,14% menjadi 4,20%. Lalu tenor 3 bulan dan 6 bulan rata-rata sebesar 4,51% dan 4,71% disusul tenor 12 bulan 5,02%.

Alhasil, nilai simpanan nasabah perorangan di bank tercatat naik 3,5% pada bulan lalu dibandingkan pertumbuhan 2,8% pada April. Terutama disokong oleh kenaikan penempatan di produk deposito yang tumbuh 7,4% pada Mei dibanding 5,6% juga tabungan yang tumbuh 2%. Hanya produk giro perorangan yang tercatat turun bulan lalu dengan kontraksi 5,1% setelah naik 4,4% pada April.

(rui)

No more pages