Pejabat AS dan Eropa secara tak resmi menggambarkan pemberontakan itu sebagai tantangan yang tidak pernah terjadi sebelumnya selama kepemimpinan presiden berusia 70 tahun itu. Mereka mengatakan kesepakatan yang memungkinkan Prigozhin dan anggotanya pergi tanpa hukuman itu sepertinya juga bukan pertanda akhir dari ketegangan.
“Ini adalah kegagalan publik terbesar dalam karir politik Putin,” kata Ekaterina Schulmann, seorang pakar politik Rusia di Berlin. “Pemberontakan Prigozhin menunjukkan betapa rapuhnya rezim politik Rusia sebenarnya.”
Ukraina yang tengah berjuang untuk menerobos pertahanan Rusia dengan serangan balasan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki, bergembira dengan kekacauan di Moskow tersebut.
Kyiv mengatakan pasukannya bergerak maju di sekitar Bakhmut, tempat pasukan Wagner bertempur selama berbulan-bulan, serta lebih jauh ke selatan. “Ada kemajuan di semua lini,” kata Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar, Sabtu.
Melalui sambungan telpon Putin berusaha meyakinkan sekutunya di akhir minggu. Rusia mengirim seorang diplomat ke China, yang mendukung Putin selama perang, untuk menjelaskan peristiwa itu.
Putin telah melewati berbagai ancaman terhadap otoritasnya, menghadapi protes publik, krisis ekonomi, dan tekanan dari luar negeri. Untuk saat ini, belum terlihat ada tanda-tanda tantangan langsung terhadap kekuasaannya.
Namun, peristiwa yang meningkatkan keraguan tentang ketidakberdayaan politiknya itu terjadi saat Kremlin mempersiapkan pemilu tahun depan yang akan membuat Putin tetap menjabat sampai tahun 2030.
Tensi berbulan-bulan
Pihak yang mengetahui situasi di Kremlin mengatakan ketegangan dalam elit Rusia meningkat selama beberapa bulan terakhir. Mereka menyebut muncul kubu-kubu yang saling bersaing, satu kubu mendorong perang yang lebih agresif dan kubu lain mengharapkan penyelesaikan cepat untuk membatasi dampak negatif perang pada Rusia.
Mereka mengatakan upaya Putin untuk menyeimbangkan kedua kubu itu semakin sulit.
Pasukan tempur Prigozhin berjaya di medan perang sementtara pasukan militer Putin gagal dan kecaman terbuka Putin terhadap para komandan militer terus menjadi tekanan bagi militer negara itu.
Di Kremlin, kekhawatiran akan peningkatan pengaruh Prigozhin terus bertambah, tetapi Putin tidak mengindahkan peringatan bahwa dia bersiap untuk melakukan pemberontakan bersenjata.
Menurut sumber-sumber ini krisis itu dipicu oleh keterlambatan Putin mengendalikan Prigozhin ketika tentara bayarannya diperintah mendaftar ke Kementerian Pertahanan pada 1 Juli. Prigozhin yang terbiasa menyelesaikan konflik secara langsung kemudian membawa pasukannya menuntut pertemuan di Kremlin.
“Mereka berniat membubarkan Wagner,” kata Prigozhin di Telegram, Sabtu.
Berdasarkan kesepakatan untuk mengakhiri pemberontakan, yang ditengahi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, Putin setuju untuk secara pribadi menjamin tentara bayaran itu dapat meninggalkan negara itu dan tidak akan dituntut secara hukum pidana.
Video dari tempat kejadian memperlihatkan warga bersorak saat Prigozhin dan pasukannya meninggalkan Rostov-on-Don Sabtu malam .
“Mereka harus membuat kesepakatan,” kata Sergei Markov, seorang konsultan politik yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintah.
Seorang loyalis senior Putin bercanda hari Minggu bahwa dia dan stafnya telah bersiap untuk mempertahankan kantor mereka di pusat kota Moskow sehari sebelumnya, tetapi terkejut karena Prigozhin dan tentaranya diizinkan mundur tanpa konsekuensi. Itu, katanya, membuatnya bertanya-tanya apakah presiden benar-benar tahu apa yang dia lakukan.
Kendaraan lapis baja masih ada jalan-jalan Moskow dan kota-kota lain selama akhir pekan, dan Kremlin berusaha terlihat tenang. Pemerintah merekomendasikan agar jurnalis diberi hari libur pada hari Senin setelah mengalami akhir pekan yang emosional dan tegang itu.
(bbn)
