Lalu ada subsidi listrik bagi 39,2 juta pelanggan per akhir Mei. Juga lebih tinggi dibandingkan 2022 yang 39,2 juta pelanggan.
Selain subsidi, ada pula anggaran untuk kompensasi. Ini adalah 'subsidi' dari pemerintah bagi produk yang tidak sepenuhnya mendapat subsidi agar bisa dijual ke masyarakat dengan harga yang lebih terjangkau. Contohnya adalah BBM jenis Pertalite RON90.
Hingga Mei, penyaluran kompensasi sudah mencapai Rp 52 triliun. Melonjan 188,1 triliun dibandingkan realisasi sepanjang 2022.
"Pemanfaatanna adalah untuk pembayaran kewajiban pemerintah atas penugasan penyediaan pasokan BBM dan listrik dalam negeri. Realisasi sampai dengan Mei adalah pembayaran sebagian kekurangan dana kompensasi BBM 2022 sebesar Rp 37 triliun dan pembayaran sebagian kekurangan kompensasi listrik 2022 Rp 15 triliun," papar Sri Mulyani.
(aji)