Senada, Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell menegaskan bahwa suku bunga acuan bisa saja bergerak lebih tinggi untuk menahan tekanan harga, yang merupakan upaya untuk mengembalikan inflasi AS ke angka 2% untuk mendukung kesehatan ekonomi secara jangka panjang.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, dua faktor tersebut di atas memperkuat kekhawatiran mengenai pengetatan kebijakan moneter global sehingga memicu investor menghindari aset-aset yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga.
“Bank Sentral di seluruh dunia telah mengerek suku bunga supaya biaya pinjaman semakin mahal demi untuk menjinakkan inflasi. Namun strategi ini berisiko memangkas pertumbuhan dan menyeret ekonomi ke dalam resesi,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.
Secara data ekonomi di Eropa, perhitungan awal data HCOB Composite Purchasing Managers' Index (PMI) zona Euro jatuh ke level 50,3 pada Juni, dari sebelumnya mencatatkan level 52,8 dan berada di bawah ekspektasi pasar, 52,5.
Adapun perhitungan awal data HCOB Manufacturing PMI zona Euro drop ke level 43,6 pada Juni, dan memperpanjang tren kontraksi pada aktivitas sektor manufaktur menjadi 11 bulan berturut-turut.
Sementara itu, S&P Global Manufacturing PMI AS juga mencetak penurunan kinerja ke level 46,3 pada Juni dari sebelumnya 48,4, yang merupakan angka terendah sejak Desember 2022.
Perhitungan awal (Flash) data S&P Global Services PMI AS turun menjadi 54,1 pada Juni, terjadi penurunan dari 54,9 pada Mei kemarin.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG ditutup terkoreksi 0,2% ke 6.639 dan masih didominasi dengan munculnya volume penjualan.
“Waspadai akan area support yang berada di 6.626, apabila IHSG menembus level tersebut, maka IHSG akan membentuk wave b dari wave (i) ke arah 6,601,” papar Herditya dalam risetnya pada Senin (26/6/2023).
Herditya juga memberikan catatan, apabila IHSG masih mampu berada di atas supportnya, maka IHSG akan bergerak menguat kembali menguji 6.744-6.819 untuk membentuk wave c dari wave (i) pada label merah.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, ANTM, MPMX, TBIG, dan TOBA.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, indeks saham Wall Street mewaspadai tekanan lanjutan menjelang pidato Gubernur Bank Sentral AS pada pekan depan. Sejumlah data makro ekonomi juga bakal dirilis seperti Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE), klaim data pengangguran hingga Produk Domestik Bruto (GDP) kuartal I-2023, menyambut sisa bulan Juni 2023.
Adapun pada perdagangan Jumat pekan kemarin IHSG melemah 0,19% ke 6.639, dengan investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp536 miliar pada reguler market.
Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung melemah pada hari ini, dengan resistance 6.650–6.670 dan support 6.619–6.580 Dengan saham rekomendasinya ialah ICBP, MAPA, ADMR, PRDA, WIIM, dan KLBF.
(fad)