"Tujuan dari divestasi ini adalah mencari investor strategis yang cocok dengan bisnis dan strategi bisnis BSI. Tentunya, investor strategis ini akan berasal dari Timur Tengah," terang Hery belum lama ini.
Sampai saat ini, lanjut Hery, belum ada keputusan mengenai siapa investor yang akan mengisi 20% saham dari divestasi tersebut. Namun, dirinya berharap investor tersebut berasal dari Arab Saudi agar BSI bisa memperluas ekspansinya ke negara tersebut.
"Misalnya, investor strategis BSI itu dari Arab Saudi. Itu akan memudahkan BSI untuk membuka cabangnya di Mekkah, Madinah, atau Riyadh. Ini akan memberikan value added [nilai tambah] bagi BSI untuk mengurusi 1 juta jemaah haji setiap tahunnya atau 200.000 masyarakat Indonesia yang beribadah umroh," tuturnya.
Hery menambahkan, selain untuk ekspansi bisnis, investor baru juga diperlukan untuk pengembangan teknologi yang digunakan oleh BSI. Harapannya, akses msyarakat ke layanan keuangan berbasis syariah bisa meningkat.
"Kalau itu bisa dijalankan lebih baik, ini adalah peran pemegang saham nanti mencari investor strategis yang tepat bagi menjadi partner BSI sehingga memberikan nilai yang lebih optimal," pungkasnya.
(dhf)