Tingkat permintaan yang meningkat namun tidak diimbangi oleh pasokan yang memadai disebut bisa mengerek inflasi, terutama untuk bahan pangan. Ancaman El Nino disebut mampu memberikan dampak terhadap kenaikan harga pangan yang bermuara pada inflasi.
Inflasi pangan disebut bisa membuat masyarakat kelas menengah ke bawah yang semula berencana beraktifitas di luar rumah berifikir ulang untuk belanja lebih banyak karena mereka terjebak pada kenaikan inflasi lebih tinggi dari kenaikan upah minimum.
“Inflasinya 4% lebih, upah minimumnya relatif kecil.. Akhirnya mereka melihat yang harus dipenuhi dulu adalah kebutuhan pokok atau primer baru kebutuhan terkait jalan-jalan yang sifatnya tersier artinya tantangan inflasi membuat pemulihan belanja masyarakat tidak merata di semua kelompok,” ujarnya.
Tantang lainnya adalah tekanan pada harga komoditas mulai turun. Pada awal tahun ini menurut Bhima, perekonomian masih dibantu oleh lonjakan harga komoditas, tetapi sekarang harga komoditas mulai turun.
Ia pun mendorong pemerintah dan Bank Indonesia dapat memberikan stimulus ke industri manufaktur yang bersifat padat karya, dan percepat transisi energi untuk membuka lapangan tenaga kerja.
“PR sekarang kalo inflasi bisa diredam pasti suku bunga tidak akan mengalami kenaikan signifikan,” katanya.
(krz/evs)