Logo Bloomberg Technoz

Berdasarkan sumber yang sama, pertemuan dan komunikasi dua pimpinan negara ini didorong pada ganguan rantai suplai global dan krisis pasar komoditas usai Rusia memulai invasi ke Ukraina. Kedua negara yang bertetangga tersebut pun terdorong untuk memulai lagi kerja sama.

Israel dan Turki pun tengah berupaya meningkatkan hubungan dengan sejumlah negara Timur Tengah lainnya. Israel tercatat menjalin hubugan diplomatik dengan Uni Emirat Arab dan Maroko, pada 2020. Mereka pun tengah memulai komunikasi dengan Arab Saudi. Sedangkan Turki sudah mulai memperbaiki hubungannya dengan Arab Saudi, tahun lalu.

Berdasarkan informasi orang-orang di sekitarnya, Erdogan dan Netanyahu dapat bertemu di Ankara, Juli 2023. Akan tetapi, jika jadwal keduanya memang cocok.

Toh, keduanya tengah berada di bawah tekanan domestik. Pemimpin Israel tersebut telah menghadapi protes massa atas upayanya untuk melemahkan kekuatan peradilan. Sementara, Erdogan telah merombak tim ekonominya sejak terpilih kembali bulan lalu dalam upaya untuk mengakhiri krisis biaya hidup.

Beberapa pembicaraan yang mungkin terjadi antara lain pembahasan potensi ekspor gas alam cair dari ladang di lepas pantai Jalur Gaza ke Eropa melalui Turki. Meski, masih belum jelas berapa banyak gas yang ada di sana dan pendistribusiannya baru bisa beberapa tahun lagi. 

Selain itu, Israel juga perlu dana miliaran dolar untuk membangun terminal ekspor LNG dan jaringan pipa menuju ke Turki.

Meski demikian, Pemerintah Turki dan kedutaan besar Israel di Ankara menolak berkomentar.

Pariwisata keduanya berkembang pesat karena adanya jalur perjalanan yang mengantar turis-turis Israel menuju resor-resor di Turki; seperti Antalya dan Bodrum. Tahun ini, diprediksi akan ada 1 juta wisatawan Israel yang berlibur ke Turki; angka ini naik dari jumlah wisatawan tahun lalu yang hanya mencapai 843.000 orang.

Perdagangan bilateral antara Turki dan Israel juga meningkat. Menurut data Pemerintah Turki, angka ekspor ke Israel juga meningkat 11% menjadi US$7 miliar; sedangkan impor mencapai US$2,5 miliar. 
Perusahaan-perusahaan Israel memang lebih banyak bisnis dengan Turki, sebagian dengan alasan biaya pengiriman yang lebih tinggi, sehingga membuat pasokan dari Cina menjadi lebih mahal. Israel sendiri tercatat mengimpor baja, besi, dan bahan konstruksi lainnya dari Turki.

Turki dan Israel memang masih terpecah atas status wilayah Palestina. Israel juga menuduh Ankara mendukung Hamas, kelompok militan Islam yang menguasai Jalur Gaza. 

(bbn)

No more pages