Agenda pertemuan tersebut adalah terkait pemaparan company profile serta penjajakan mengenai potensi kerja sama di masa depan.
Dalam pertemuan yang telah berlangsung, dipresentasikan mengenai Afrika sebagai salah satu wilayah kunci dalam perkembangan bisnis Pertamina Hulu. Dijelaskan juga mengenai perkembangan aset bisnis Pertamina di luar negeri, inisiasi strategi bisnis yang sedang berjalan, serta strategi yang dipersiapkan dengan fokus utama untuk ekspansi portofolio bisnis Pertamina.
Proyek minyak dan gas (migas) di Afrika bukan hal baru bagi Pertamina. Sebelumnya, perusahaan plat merah itu berhasil menggarap blok migas Menzel Ledjmet Nord (MLN) di Aljazir yang kontraknya diperpanjang hingga 35 tahun.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan blok migas di Algeria menjadi salah satu andalan penyumbang produksi migas dari luar negeri bagi Perseroan.
“Akuisisi blok migas di luar negeri dengan konsep "bring the barrel home" adalah langkah strategis Pertamina untuk menjaga ketahanan energi nasional,” ujar Nicke.
Nicke menambahkan dalam kontrak baru ini, selain produksi minyak mentah, Pertamina juga diberikan ijin untuk membangun pabrik gas minyak cair (liquified petroleum gas/LPG) dengan kapasitas 1 juta metrik ton per tahun, dimana produknya akan dibawa ke Indonesia.
(rez/evs)