Logo Bloomberg Technoz

Namun, setiap kesepakatan internasional untuk tim NBA akan menghadapi pengawasan yang signifikan, dan kemungkinan membutuhkan proses uji tuntas yang panjang sebelum disetujui oleh liga. Pemerintahan di belakang sejumlah negara-negara timur tengah memicu kritikan karena pelangggaran hak asasi manusia. Penggabungan yang diusulkan oleh liga Golf LIVE yang didukung Saudi dan PGA Tour sekarang sedang diselidiki oleh Senat AS dan Departemen Kehakiman atas masalah antimonopoli.

Melonjaknya harga tim NBA mempersulit orang-orang terkaya di dunia untuk membeli waralaba sendiri, sehingga menciptakan celah untuk dana investasi. Pada Desember, beberapa bulan setelah Abu Dhabi menjadi tuan rumah pramusim NBA pertama di Timur Tengah, NBA mulai mengizinkan dana investasi khusus milik pemerintah membeli sebanyak 20% waralaba.

Pekan lalu, legenda NBA Michael Jordan menjual saham mayoritasnya di Charlotte Hornets seharga US$3 miliar setelah membelinya seharga US$275 juta pada tahun 2010. Pada Desember, Mat Ishbia membeli saham mayoritas di Phoenix Suns dari NBA dan Mercury dari WNBA seharga US$4 miliar.

Bloomberg melaporkan awal tahun ini bahwa para eksekutif di Mubadala Investmen Co. Abu Dhabi dan QIA tertarik dengan kepemilikan NBA. Pada April, Peter Biche, kepala keuangan Monumental, mengatakan langkah NBA telah menciptakan peluang untuk melibatkan lebih banyak investor.

"Itu adalah kumpulan modal baru yang belum pernah ada sebelumnya," kata Biche dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg.

Sebagai bagian dari pembelanjaan negara-negara timur tengah di sektor sepakbola, Arab Saudi dan Abu Dhabi masing-masing memiliki tim sepak bola Liga Utama Inggris. Dan tahun ini, wilayah tersebut akan menjadi tuan rumah empat balapan F1. 

Di sisi lain, Qatar memegang saham di Paris Saint-Germain dan tim Portugal SC Braga. Investor Qatar mengajukan penawaran untuk Manchester United Plc. Qatar juga menghabiskan sekitar US$300 miliar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2022.

--Dengan asistensi dari Kailey Leinz dan Isabella Steger.

(bbn)

No more pages