Logo Bloomberg Technoz

Skandal Laporan Keuangan, Alarm Krisis Menyala di Bursa Thailand

News
23 June 2023 14:35

Ilustrasi mata uang dolar AS dan baht Thailand (Udo Weitz/Bloomberg News)
Ilustrasi mata uang dolar AS dan baht Thailand (Udo Weitz/Bloomberg News)

Anuchit Nguyen - Bloomberg News

Bloomberg - Setahun lalu, Stark Corp sepertinya menjadi kisah sukses korporasi di Thailand. Didukung oleh pebisnis lokal yang kaya-raya, akuisisi produsen kabel elektrik ini bernilai US$ 2 miliar (Rp 29,84 triliun).

Hari ini, Stark malah menjadi salah satu sumber kekhawatiran di pasar keuangan Thailand. Diwarnai dengan skandal akuntansi, perseroan telah kehilangan 99% kapitalisasi pasarnya. Perusahaan ini juga gagal membayar sebagian kewajibannya, yang bernilai total THB 39 miliar (Rp 16,64 triliun).

Dengan keraguan akan kemampuan perseroan untuk bertahan hidup, para manajer keuangan menarik diri dari obligasi korporasi Thailand dengan peringkat (rating) rendah. Menteri Keuangan Thailand kemudian meminta regulator untuk membangun kembali kepercayaan pasar.

Kejadian ini menambah risiko tersembunyi di pasar keuangan Thailand, saat investor dihadapkan pada ketidakpastian usai pemilihan umum (pemilu). Indeks saham acuan Thailand anjlok sekitar 10% tahun ini ke level terendah sejak 2021. Investor asing menarik dana lebih dari US$ 3 miliar (Rp 44,75 triliun) di pasar saham Thailand.

Harga Saham Stark (Sumber: Bloomberg)