Perkiraan inflasi analis lebih tinggi dibandingkan prakiraan Bank Indonesia. BI memperkirakan, kedatangan El Nino yang berdampak pada harga pangan dapat mengerek inflasi hingga 3,2% pada akhir tahun ini. Akan tetapi, bila dampak El Nino lebih parah ketimbang perkiraan, maka inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia bisa menembus 3,5%.
Perry Warjiyo, Gubernur BI dalam gelar investor call usai menggelar konferensi pers pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Kamis sore (22/6/2023), menjelaskan, perkiraan dasar untuk inflasi IHK tahun ini adalah 3,2%. Sedangkan bila dampak El Nino memburuk dan lebih buruk daripada perkiraan, inflasi IHK bisa melesat ke 3,5%.
"Risiko inflasi masih terkendali meskipun ada ancaman El Nino," kata Perry seperti dilansir oleh Bloomberg News.
Bank sentral berkoordinasi dengan pemerintah dalam penyediaan irigasi untuk memastikan kecukupan suplai pangan di daerah-daerah rawan. Komoditas yang akan terpengaruh El Nino, tambah Aida, adalah beras dan hortikultura. "Atau volatile foods," kata Aida S Budiman, Deputi Gubernur BI.
Doni Primanto Joewono, Deputi Gubernur BI, menambahkan, peran Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan dimaksimalkan.
"Di daerah, kami sudah melakukan penguatan pengairan pertanian. Kemudian ada 9.630 titik operasi pasar, 530.000 bibit pangan mandiri, 17 program hilirisasi pangan, 38 program pupuk organik, pemberian alsintan (alat mesin pertanian, dan sebagainya. Kita on the track untuk mengantisipasi El Nino," jelasnya.
Inflasi IHK pada Mei lalu sudah terjangkar persis di batas atas target Bank Indonesia tahun ini. Penurunan inflasi domestik terjadi lebih cepat dan lebih rendah dibandingkan perkiraan semula. BI memperkirakan inflasi IHK akan berada di bawah 4% pada Juni-Juli ini, lebih cepat dibanding perkiraan semula Agustus-September.
Pengendalian inflasi di Indonesia tidak murah. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, anggaran pengendalian inflasi terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2019 anggarannya baru sebesar Rp225 triliun, lalu meningkat menjadi Rp274,4 triliun pada 2020. Kemudian pada 2021 mencapai Rp273,0 triliun.
Memasuki 2022, anggaran pengendalian inflasi melonjak luar biasa menjadi sebesar Rp640,1 triliun. Sedang pada 2023, pemerintah menganggarkan sekitar Rp443,8 triliun untuk pengendalian harga.
(rui)