Logo Bloomberg Technoz

Pada kesempatan yang sama BI menuturkan, pertumbuhan kredit perbankan pada Mei 2023 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Untuk lebih menggairahkan penyaluran kredit, Bank Sentral pun memberikan insentif.

Tercatat penyaluran kredit perbankan pada Mei 2023 tumbuh 9,39% secara tahunan (year-on-year/yoy). Lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,08% yoy.

Dari global, Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell mengatakan, pejabat Bank Sentral memperkirakan suku bunga acuan perlu bergerak lebih tinggi untuk menahan tekanan harga.

Sejumlah pejabat The Fed memperkirakan suku bunga akan naik menjadi 5,6% pada akhir tahun, menurut proyeksi median mereka, mengisyaratkan dua kenaikan tambahan sebanyak seperempat poin setelah inflasi yang secara mengejutkan tetap tinggi dan kekuatan pasar tenaga kerja tetap ketat.

Di sisi lain, tingkat suku bunga acuan naik di Inggris. Bank of England (BoE) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin menjadi 5,0% dalam pertemuan Juni, menandai kenaikan ke-13 secara berturut-turut. Ini merupakan kebijakan moneter sangat ketat sejak 2008.

Pengetatan secara global meningkatkan kekhawatiran investor bahwa upaya untuk memperlambat inflasi bisa menyebabkan perlambatan ekonomi. Hal ini bisa dapat menyebabkan konsumen menarik kembali pengeluaran saat tingkat suku bunga berada di titik yang lebih tinggi.

Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, dalam keterangannya di depan Komite Jasa Keuangan DPR AS, Jerome Powell memberi indikasi akan ada kenaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini.

Powell juga memperingatkan bahwa menurunkan inflasi kembali ke target 2% akan membutuhkan perjalanan yang panjang seiring masih tingginya tekanan inflasi.

“Secara umum, investor mempunyai ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan kenaikan suku bunga di bulan Juli setelah minggu lalu menahan kenaikan suku bunga acuan,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG ditutup dengan penurunan 0,75% ke 6.652 dan disertai dengan tingginya volume penjualan.

“Waspadai akan area support yang berada di 6,626, apabila IHSG menembus level tersebut, maka IHSG akan membentuk wave b dari wave (i) ke arah 6.601,” papar Herditya dalam risetnya pada Jumat (23/6/2023).

Herditya juga memberikan catatan, apabila IHSG masih mampu berada di atas supportnya, maka IHSG akan bergerak menguat kembali menguji 6.744–6.819 untuk membentuk wave c dari wave (i) pada label merah..

Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, ADMR, ERAA, TINS, dan UNTR.

Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan kemarin IHSG melemah 0,75% ke 6.652, dengan investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp200 miliar pada reguler market.

Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung menguat pada hari ini, dengan resistance 6.670–6.700 dan support 6.650–6.619 Dengan saham rekomendasinya ialah CTRA, BRIS, ADMR, SRTG, UNVR, dan SMGR.

(fad/dhf)

No more pages