Mauger mengatakan komando terpadu tidak punya perkiraan kapan operasi pencarian di dasar laut akan berakhir. Ia menambahkan, tim akan terus mengumpulkan informasi untuk mencoba menemukan penyebab dari ledakan.
Minat Global
Kisah tentang hilangnya kapal Titan memicu daya tarik global saat armada kapal dan pesawat internasional menjelajahi wilayah Atlantik Utara. Tim penyelamat berlomba dengan waktu, khawatir soal pasokan oksigen Titan yang dilaporkan kehilangan kontak dengan kapal penelitian Kanada Polar Prince pada 18 Juni.
Penjaga Pantai AS awal pekan ini mengatakan ada suara tak dikenal yang terdeteksi sselama pencarian. Namun, suara tersebut tidak ada kaitannya dengan kapal selam yang hilang.
Dilaporkan oleh Wall Street Journal pada Kamis (22/6/2023) mengutip pernyataan dari seorang pejabat pertahanan AS, sistem deteksi akustik elit Angkatan Laut AS menangkap suara ledakan dari dekat lokasi puing, hanya beberapa jam setelah kapal selam diluncurkan.
Di dalam kapal tersebut ada Hamish Harding (58), pendiri perusahaan investasi Action Group dan seorang penjelajah. Pakar maritim Prancis Paul-Henry Nargeolet (77), Stockton Rush (61) kepala eksekutif OceanGate Inc. yang menjalankan ekspedisi, juga Shahzada Dawood (48) dan Suleman Dawood (19) ayah dan anak dari salah satu keluarga terpandang di Pakistan.
"Orang-orang ini adalah penjelajah sejati yang memiliki semangat petualangan yang berbeda, juga hasrat mendalam untuk menjelajahi dan melindungi lautan dunia," kata OceanGate dalam sebuah pernyataan. "Kami bersama dengan kelima jiwa ini dan setiap anggota keluarga mereka selama masa tragis ini. Kami berduka atas hilangnya nyawa dan kegembiraan yang mereka bawa ke semua orang yang mereka kenal."
Titan merupakan kapal selam sepanjang 6,7 meter yang terbuat dari serat karbon dan titanium. Dirancang untuk membawa seorang pilot dan empat awak ke kedalaman maksimum 4.000 meter (13.120 kaki). Menurut situs web OceanGate, sistem onboard mampu melacak kesehatan awak dan bisa memberikan "deteksi peringatan dini bagi pilot dengan waktu yang cukup untuk berhenti menyelam dan kembali ke permukaan dengan aman."
Namun, tidak ada pesan yang diterima setelah Polar Prince kehilangan komunikasi dengan Titan pada 18 Juni, sekitar 1 jam dan 45 menit setelah menyelam menuju bangkai kapal Titanic.
OceanGate mengatakan tur tersebut menawakan 10 hari ekspedisi ke reruntuhan Titanic, memberikan "penjelajah yang memenuhi syarat" kesempatan untuk bergabung sebagai spesialis dari misi.
Biaya yang dibayarkan menanggung pelatihan dan partisipasi tim sains yang menjelajahi bangkai kapal Titanic, yang tenggelam pada 1912 setelah menabrak gunung es dalam pelayaran transatlatik perdana. Menurut situs webnya, OceanGate juga telah menjalankan ekspedisi untuk menjelajahi bangkai kapal Titanic pada 2021 dan 2022.
(bbn)