Di Asia, tambah Perry, situasinya berkebalikan. Bank Sentral Jepang dan Bank Sentral China sama-sama menerapkan kebijakan moneter longgar karena pertumbuhan ekonomi yang rendah.
"Perbedaan kondisi ekonomi di negara maju dan berkembang mendorong nilai tukar dolar AS cenderung melemah dengan negara-negara maju seperti euro dan yen. Sementara dolar AS menguat dan memberi tekanan kepada mata uang negara berkembang seperti yuan dan lainnya" terang Perry.
(aji)
No more pages