Dampak lanjutan dari reopening China pada perekonomian Indonesia akan mulai memudar sekitar tengah tahun ini. Itu akan mempengaruhi kinerja ekspor kendati di sisi lain hal tersebut bisa terkompensasi oleh kenaikan sektor yang terkait bisnis pariwisata. "Dengan demikian, pertumbuhan 5% tahun ini bisa tercapai," imbuh ekonom.
Resesi AS bisa lukai pertumbuhan RI
Di sisi lain, menurut analisis ekonom Bloomberg, risiko resesi Amerika bisa mencederai laju pertumbuhan Indonesia tahun ini.
"Indonesia harus bisa menyediakan momentum yang cukup untuk tumbuh tahun ini. Perkiraan dasar kami untuk pertumbuhan 5% didorong oleh relatif tangguhnya konsumsi rumah tangga dan investasi yang didorong oleh kebijakan reopening China. Downside risk dari proyeksi tersebut adalah apabila terjadi resesi di Amerika," jelas Tamara.
Bila Amerika Serikat sampai terjatuh dalam resesi hard landing, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan tercatat paling tinggi 4,8% tahun ini.
Modal asing akan keluar dan sentimen investor akan semakin lemah. Pelemahan juga akan terjadi di sektor pariwisata, harga komoditas ekspor Indonesia dan rupiah.
Nilai tukar rupiah yang lebih lemah akan memaksa BI untuk mempertahankan BI7DRR di level lebih tinggi untuk kurun waktu lebih lama dan itu akan memangkas pertumbuhan ekonomi.
(rui)