"China dengan tegas menentang mereka yang tidak mengakuinya," tambahnya.
Selama kunjungan Blinken ke Beijing, diplomat China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri Qin Gang, menegaskan kembali bahwa Taiwan adalah "kepentingan utama China", dan negara kota dengan pemerintahan sendiri tersebut telah menjadi pusat ketegangan antara AS dan China.
Meskipun protes Yang bukan hal baru, namun aksi tersebut bisa menjadi upaya untuk menunjukkan kembali rasa frustrasi Beijing kepada Washington untuk tujuan politik dalam negeri.
Baru-baru ini, China telah dibuat waspada oleh pernyataan berulang-ulang Presiden Joe Biden yang menyebut AS akan membela Taiwan jika mereka diserang. Sementara ajudan-ajudan Biden mengatakan kebijakan AS tidak berubah, komentar dari presiden menandakan hal yang berbeda.
Selama beberapa dekade, AS mengatakan kebijakan mereka soal Taiwan "dipandu" oleh tiga komunike bersama yang dinegosiasikan dengan Beijing, serta Undang-undang Hubungan Taiwan 1979 dan Enam Jaminan ke Taiwan, yang disetujui Washington dan Taipei pada 1982 sembari menegosiasikan komunike ketiga dengan China. Beijing tidak mendukung perjanjian terpisah tersebut, yang antara lain membahas penjualan senjata ke Taiwan serta mengesampingkan AS sebagai mediator antara Taipei dan Beijing.
Kebijakan Satu China dimulai oleh AS pada 1970-an, ketika Presiden Richard Nixon berusaha menjalin hubungan dengan Beijing. Di dalam kebijakan tersebut, Washington mengakui Republik Rakyat China sebagai "satu-satunya pemerintahan resmi China", tanpa mengklarifikasi posisinya terhadap kedaulatan Taiwan.
(bbn)