Bloomberg Technoz, Jakarta - Indonesia akan memiliki pabrik foil tembaga terbesar di Asia Tenggara. PT Hailiang Nova Material Indonesia, salah satu produsen pipa dan batang tembaga terbesar dunia, akan membangun pabrik foil tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik dengan nilai investasi US$860 juta.
Selain pabrik foil tembaga, di kawasan ini juga berdiri investasi besar yaitu Smelter milik PT Freeport Indonesia dengan nilai investasi US$3 miliar. Smelter ini akan menghasilkan katoda tembaga berkapasitas 1,7 juta ton per tahun.
PT Hailiang Nova Material Indonesia akan menjadi off taker produk PT Freeport Indonesia dengan produk akhir Foil Tembaga, sebagai bahan baku lithium-ion battery. Kolaborasi antara smelter tembaga dan off taker-nya tersebut mampu menciptakan ekosistem Electric Vehicle di KEK Gresik dengan menarik beberapa investasi baru ke dalam kawasan, antara lain industri kaca (seperti Xinyi), industri baja, dan industri EV battery sendiri, hingga Electric Vehicle.
Dalam groundbreaking pabrik milik Hailiang Selasa (20/6), Presiden Joko 'Jokowi' Widodo menekankan pentingnya hilirisasi dan mulai bisa menghentikan ekspor bahan mentah ke luar negeri. Dengan hilirisasi ia menilai Indonesia memiliki banyak keuntungan yang bisa didapat, seperti royalti, pajak perusahaaan, dan biaya ekspor serta yang terpenting dapat menyerap lapangan pekerjaan secara masif.
“Saya sangat menghargai pembangunan industri pabrik foil tembaga yang dikerjakan oleh PT Hailiang Group dari Tiongkok. Artinya hasil dari PTFI (PT Freeport Indonesia) yang ada di lingkungan ini juga akan bisa diserap sehingga akan jadi barang jadi atau setengah jadi yang nantinya akan kita gunakan untuk baterai litium atau baterai mobil listrik maupun mobil listriknya itu sendiri,” kata Jokowi.
KEK Gresik sendiri memilki lahan luas total sebesar 2.167 Ha dengan kegiatan utama Industri Metal (Smelter), Industri Elektronik, Industri Kimia, Industri Energi dan Logistik.
Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Gresik adalah PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera. Sampai dengan triwulan I tahun 2023, KEK yang ditetapkan pada 28 Juni 2021 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2012 ini telah mampu merealisasi total nilai investasi sebesar Rp40,9 triliun menyerap tenaga kerja sebanyak 16.000 orang, dan mencatatkan realisasi investasi tertinggi dari seluruh KEK.
Badan usaha maupun pelaku usaha di KEK Gresik telah mendapatkan fasilitas dan kemudahan di KEK. Salah satu diantaranya PT Freeport Indonesia yang telah mendapatkan fasilitas penerbitan masterlist pembebasan bea masuk dan tidak dipungut PDRI atas impor barang modal untuk pembangunan PT Freeport Indonesia. Adapun hingga Juni 2023 total transaksi masterlist mencapai US$715 juta. Freeport juga telah memperoleh fasilitas tax allowance pada 26 Mei 2023 melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1/TA/KEK/PMA/2023.
Smelter yang dibangun dengan kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton per tahun dan fasilitas Precious Metal Refinery sebesar 6.000 ton per tahun tersebut, telah terealisasi mencapai 74,27% hingga Juni 2023 dan ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2023, serta dioperasionalkan mulai tahun 2024.
Proyek tersebut diprediksi menyerap tenaga kerja hingga sebanyak 15.000 orang dengan nilai investasi US$2,2 miliar atau sekitar Rp33 triliun.
Kesuksesan KEK Gresik tidak terlepas dari dukungan seluruh stakeholder terkait, baik Pemerintah Pusat melalui Dewan Nasional KEK maupun Pemerintah Daerah melalui Dewan Kawasan KEK Provinsi Jawa Timur. Selain itu, kehadiran Administrator KEK Gresik yang baru akan meningkatkan kemudahan investasi dan perizinan berusaha
(evs)