Logo Bloomberg Technoz

Tekanan Masih Besar, Rupiah Belum akan Bangkit Jauhi Rp15.000/US$

Ruisa Khoiriyah
21 June 2023 08:48

Pembeli di pasar menghitung uang rupiah (Bloomberg)
Pembeli di pasar menghitung uang rupiah (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Mata uang Indonesia rupiah masih menghadapi tekanan berat terutama dari sentimen pasar global yang memperkuat otot dolar Amerika Serikat (AS). Penyesuaian ekspektasi pelaku pasar terhadap arah kebijakan Federal Reserve menunggu rilis data-data ekonomi negeri Paman Sam Juni ini ditambah masih suramnya kemajuan pemulihan perekonomian raksasa Asia Tiongkok.

Nilai tukar rupiah menghadapi dolar AS kemarin terparkir di level Rp15.000/US$ level tertinggi tertembus Rp15.050/US$ mengantar mata uang Indonesia kehilangan 1,2% selama Juni ini. Dari kacamata analisis teknikal, hari ini rupiah masih berpotensi melanjutkan pelemahan dengan koreksi terbatas antara Rp14.987-Rp15.032/US$.

Indikator MA-100 menjadi support terkuat rupiah untuk menahan laju pelemahan lanjutan pada level Rp15.017/US$. Sedangkan, trendline garis merah menjadi resistance penguatan, tertahan pada level Rp14.957/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Rabu 21 Juni (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Rupiah belum memiliki sentimen yang cukup kuat untuk membuatnya kembali menguat menjauhi level Rp15.000/US$. Dengan permintaan valas di pasar domestik tengah mencapai puncak menyusul musim haji, musim pembayaran dividen korporasi dan pembelian valas rutin oleh PT Pertamina (Persero) untuk impor migas, agak sulit bagi rupiah mencatat penguatan dan mengurangi kerugian sejak awal tahun. 

Aksi jual pemodal asing masih berlangsung di pasar saham, dengan posisi net sell sejak 7 Juni lalu tanpa putus. Di pasar surat utang negara, para pemodal juga memposisikan jual sehingga yield atau tingkat imbal hasil Surat Utang Negara (SUN/INDOGB) cenderung naik, menekan harga obligasi negara.