Adapun PBOC memangkas suku bunga pinjaman bagi korporasi besar atau Loan Prime Rate (LPR) bertenor 1 tahun sebesar 10 bps dari sebelumnya 3,65% menjadi 3,55% sementara LPR bertenor 5 tahun dipangkas menjadi 4,2% dari sebelumnya 4.3%.
“Meskipun diharapkan akan membuka keran stimulus ekonomi yang lebih besar lagi, langkah menurunkan suku bunga ini juga memberi sorotan pada lambatnya pemulihan ekonomi Tiongkok,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.
Ekspektasi akan stimulus kebijakan lebih lanjut dan pelonggaran moneter telah meningkat sejak penurunan suku bunga yang mengejutkan dari PBOC pada pekan kemarin.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, data menggambarkan aktivitas ekonomi China melemah pada Mei. Pertumbuhan output industri melambat menjadi hanya 3,5% dari sebelumnya 5,6% pada April, sementara penjualan ritel tumbuh di bawah ekspektasi. Investasi aset tetap oleh bisnis-bisnis swasta mengalami kontraksi dalam lima bulan pertama, sementara investasi properti semakin memburuk.
Selain itu, Ketua The Fed Jerome Powell akan memberikan laporan tengah tahunannya kepada kongres pada minggu ini. Presiden Federal Reserve Bank of St. Louis James Bullard, dan Presiden Fed Bank di New York dan Chicago juga akan menjadi pembicara pekan ini.
Sebelumnya, Powell dalam konferensi pers FOMC menegaskan, otoritas moneter membutuhkan kenaikan suku bunga acuan setidaknya dua kali lagi agar target inflasi negeri itu bisa terus dijinakkan mendekati target.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan, IHSG ditutup terkoreksi 0,38% ke 6.660 dan disertai dengan munculnya volume penjualan.
“Dengan tertembusnya area support di 6.660, maka posisi IHSG saat ini sedang membentuk wave b dari wave (i) dari wave [iii]. Hal tersebut berarti akan membawa IHSG terkoreksi untuk menguji rentang 6.601–6.653,” papar Herditya dalam risetnya pada Rabu (21/6/2023).
Herditya juga memberikan catatan, jika nantinya IHSG menguat, diperkirakan akan cenderung terbatas untuk menguji 6.665–6,688.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, ANJT, SMGR, SRTG, dan UNIQ.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan kemarin IHSG melemah dengan penurunan 0,38%, dengan investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp284 miliar pada reguler market.
Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung melemah pada hari ini, dengan resistance 6.670–6.700 dan support 6.650–6.619 Dengan saham rekomendasinya ialah BFIN, SMGR, CMRY, PANI, AUTO, dan GGRM.
(fad)