Namun, kota terbesar ketiga di AS tersebut telah berjuang menangani kejahatan yang meningkat sejak pandemi, dengan kegagalan yang menyebabkan warga enggan memberi vote kepada Walikota Lori Lightfoot dalam pemilihan walikota awal tahun ini. Ia menjadi walikota Chicago pertama yang kalah dalam pemilihan ulang sejak 1983.
Berdasarkan statistik pihak kepolisian, lebih dari 800 orang tewas di Chicago pada 2021, angka tertinggi sejak pertengahan 1990-an. Hampir 700 orang menjadi korban pembunuhan tahun lalu, dan beberapa pejabat pemerintahan Chicago telah menyusun rencana untuk menurunkan angka tersebut selama lima tahun ke depan.
Miliarder Ken Griffin mengatakan kriminalitas merupakan salah satu alasannya memindahkan bisnis Citadel-nya ke Miami. Sementara CEO McDonald's Corp. Chris Kempczinski mengatakan semakin sulit menarik talent ke Chicago.
"Saya tumbuh di tahun 90-an saat 900 orang dibunuh dalam setahun. Hal ini sangat brutal," kata Johnson. "Jika ada yang memberi tahu saya bahwa mereka bisa dengan mudah mengubah pola pikir politik yang mengarah pada jenis disinvestasi yang bisa menghentikan kekerasan yang saat ini kita alami, jika ada orang yang mengaku bisa, maka mereka tidak jujur."
Sekitar 60% kekerasan yang terjadi di Chicago terjadi hanya di 6% bagian dari kota, kata Johnson, seraya menambahkan bahwa menangani kriminalitas membutuhkan lebih dari sekadar polisi.
(bbn)
