Logo Bloomberg Technoz

Investor terjebak di antara rasa takut akan tertinggal dan kekhawatiran pasar telah berjalan terlalu jauh, terlalu cepat bersaing dengan valuasi berlebihan dan sinyal hawkish dari The Fed. Menurut ahli strategi Citigroup, posisi bullish dalam ekuitas berjangka AS tumbuh pekan lalu, membawanya ke level paling panjang untuk S&P 500 dan Nasdaq 100 dalam data sejak 2010.

Grafik saham. (Sumber: Bloomberg)

Gubernur The Fed Jerome Powell dijadwalkan untuk menyampaikan laporan setengah tahunannya kepada kongres pada Rabu (21/6/2023), dengan Bloomberg Intelligence menduga bernada hawkish. Sementara para pejabat mempertahanan suku bunga pekan lalu, mereka memperkirakan suku bunga dapat mencapai 5,6% pada 2023, mengisyaratkan dua kali kenaikan lagi sebesar seperempa poin tambahan atau satu kenaikan setengah poin. Hal ini kontras dengan harga pasar yang sedikit lebih dari 20 basis poin kenaikan di sisa tahun ini.

Data pada Selasa (20/6/2023) menunjukkan pembangunan perumahan AS secara tak terduga melonjak pada Mei, paling banyak sejak 2016. Permintaan untuk pembangunan meningkat, menunjukkan konstruksi rumah berada di jalur yang tepat untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Skeptisisme kami seputar keberlanjutan reli di indeks tertimbang nilai pasar (market-cap weighted index) terutama berasal dari keyakinan investor yang berkelanjutan bahwa The Fed menggertak dengan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama," tulis Lisa Shalett, kepala investasi di Morgan Stanley Wealth Managemen, dalam sebuah laporan catatan. "Jika soft landing yang menguntungkan terwujud, Fed tidak akan memiliki insentif untuk memangkas suku bunga, terutama jika pasar tenaga kerja masih relatif kuat."

Nasdaq Golden Dragon China Index turun hampir 5% pada Selasa, menyusul penurunan 3,7% selama dua hari di indeks Hang Seng Tech setelah Dewan Negara gagal mengeluarkan langkah-langkah dukungan khusus, dan bank menawarkan penurunan suku bunga moderat. Di tempat lain, harga minyak melemah dengan harga Brent menetap di bawah US$76 per barel di tengah sentimen risk-off yang lebih luas.

--Dengan asistensi dari Cristin Flanagan.

(bbn)

No more pages