Kemudian nol hambatan ini juga menjadi upaya GoTo untuk mewujudkan platform yang lebih inklusif sehingga mampu menjangkau lebih banyak pengguna. Tentu saja, penambahan jumlah pengguna akan sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, khususnya terkait dengan pendapatan.
“Khusus untuk konsumen, menghilangkan hambatan untuk mendapatkan pengalaman mulus saat menggunakan layanan pengantaran makanan, transportasi, logistik, keuangan, atau produk e-commerce kami,” tuturnya.
Upaya Gojek menciptakan platform yang inklusif sudah berjalan sejak 2022. Hasilnya, sedikit demi sedikit mulai terlihat.
Salah satunya adalah kemampuan Gojek menguasai pasar angkutan daring di Indonesia hingga 52%, mengalahkan pesaingnya Grab yang hanya menguasai pasar 48% menurut laporan Maybank Sekuritas beberapa waktu lalu.
Dalam laporan tersebut, Gojek berhasil memenangkan persaingan lantaran mampu memahami apa yang diinginkan oleh pengguna. Pada layanan transportasi daring, Gojek fokus pada faktor kenyamanan, alih-alih sekadar harga yang lebih murah
“Orang-orang di perkotaan lebih mengutamakan kemudahan dan kepraktisan, namun bersedia membayar lebih," kata riset tersebut.
(rez/wdh)