Logo Bloomberg Technoz

6 Hal Ini Bisa Membuat Ekonomi Dunia Terperosok Lagi

Ruisa Khoiriyah
31 January 2023 13:51

Aktivitas masyarakat China di tengah kebijakan reopening. (Dok Bloomberg)
Aktivitas masyarakat China di tengah kebijakan reopening. (Dok Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - International Monetary Fund (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023 menjadi di kisaran 2,9%. Angka itu naik tipis dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,7% yang telah dirilis pada Oktober 2022.

Walau proyeksi pertumbuhan ini naik, akan tetapi secara umum pertumbuhan ekonomi dunia 2023 masih akan lebih rendah dibanding 2022 yang mencapai 3,4%. Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2023 sebesar 2,9% itu juga masih di bawah rata-rata histori selama dua dekade terakhir yaitu rentang tahun 2000-2019 yang sebesar 3,8%.

Artinya, perlambatan ekonomi masih akan terjadi pada 2023 dan baru akan menggeliat lagi pada 2024. “Ini tidak terlepas dari potensi resesi global yang masih tinggi terutama di kawasan Eropa yang terkena dampak perang Rusia-Ukraina,” komentar Josua Pardede, Chief Economist Bank Permata kepada Bloomberg Technoz, Selasa (31/1/2023).

Dalam laporan World Economic Outlook terbaru yang dirilis oleh IMF hari ini, lembaga moneter internasional itu menggarisbawahi enam risiko terbesar yang bisa memberatkan langkah pemulihan ekonomi pada tahun-tahun mendatang. Enam downside risk ini perlu mendapat perhatian agar tidak sampai terjadi lebih buruk dari yang sudah diperhitungkan.

1. Pemulihan ekonomi China terhenti

Ini adalah risiko terbesar yang utama. Pencabutan secara tiba-tiba kebijakan Nol-Covid telah memicu ledakan pandemi yang mengerikan di Tiongkok. Namun, seiring dengan itu, aktivitas ekonomi juga mulai ikut menggeliat. Terbukti dari greget konsumsi warga China selama libur Imlek beberapa waktu lalu. 

Ekonomi diproyeksi melemah di beberapa negara. (Sumber: Bloomberg)