"Pendapatannya [mitra pengemudi ojek dan taksi daring Gojek baru] agak lebih rendah karena baru masuk platform, tetapi nilainya cukup besar untuk mereka, Rp4,7 juta," dalam konferensi pers Riset Dampak Integrasi GoTo terhadap Mitra di Ekosistem di Tokopedia Tower, Jakarta Selatan, Selasa (20/6/2023).
Hasil survei LPEM FEB UI menepis anggapan yang menyebut mitra pengemudi ojek dan taksi daring Gojek mengalami penurunan pendapatan setelah perusahaan mengurangi promosi kepada pengguna. Seperti diketahui, GoTo Gojek Tokopedia mengurangi anggaran insentif dan pemasaran serta aktivitas "bakar uang" untuk efisiensi operasional, termasuk di dalamnya mengurangi promosi kepada pengguna.
Mitra Tokopedia Tak Naik Pendapatan
Berbeda dengan mitra pengemudi ojek dan taksi daring Gojek, mitra usaha atau penjual di Tokopedia tidak mengalami kenaikan pendapatan. Namun, mereka bisa konsisten menjaga pendapatannya di angka Rp10,47 juta.
Hal tersebut tentu saja cukup membanggakan di tengah kembalinya aktivitas masyarakat seperti sebelum pandemi Covid-19. Masyarakat kini sudah mulai mengurangi intensitas belanja daringnya dan kembali berbelanja secara langsung di toko dengan berbagai alasan, termasuk penghematan.
"Sementara penjual baru di Tokopedia mendapatkan pendapatan sebesar Rp7,86 juta pada 2022," ujar Prani.
Pada kesempatan yang sama, Kepala LPEM FEB UI Chaikal Nuryakin mengungkapkan survei yang pihaknya lakukan kali ini bertujuan untuk memahami dampak integrasi platform dan pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kehidupan pengguna dan pertumbuhan ekonomi.
Menurut Chaikal, merger Gojek dan Tokopedia menarik untuk dipelajari lantaran melibatkan banyak elemen masyarakat mulai dari pengguna atau konsumen, mitra pengemudi hingga para pedagang yang sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Platform teknologi telah menjadi pilihan masyarakat untuk konsumsi. Sehingga mitra ekosistem teknologi pendapatannya tetap konsisten atau meningkat,” ujarnya.
Berdasarkan riset sebelumnya, GoTo diestimasi memberikan nilai tambah Rp349-428 triliun terhadap perekonomian nasional, setara dengan 1,8-2,2% PDB Indonesia pada 2022.
(rez/wdh)