Sejak kebijakan itu, perusahaan AS dan perusahaan negara lain yang menggunakan teknologi AS harus mendapatkan izin dari Departemen Perdagangan AS jika ingin memasok komponen atau teknologi ke Huawei.
Dampak aturan ini sangat besar pada bisnis Huawei. Salah satu yang terdampak cukup parah adalah bisnis smartphone Huawei dan perusahaan chip-nya juga harus tutup karena kekurangan komponen.
Huawei pernah menjadi salah satu perusahaan pembeli komponen elektronik terbesar dunia dan memiliki peran penting dalam rantai pasokan karena posisinya di industri handset dan peralatan jaringan.
Huawei dikenal juga sebagai perusahaan yang mempelopori perluasan jaringan 5G terbesar di dunia di China. Operator lokal seperti China Mobile Ltd dan perusahaan negara lainnya mengandalkan Huawei untuk membangun jaringan tingkat lokal. China mengoperasikan lebih dari 2 juta BTS 5G atau 60% secara total dunia.
Intel dan Advanced Micro Devices Inc. memasok Huawei prosesor yang digunakannya dalam rangkaian laptop Mate-nya, sementara Qualcomm menjual prosesor dan modem Huawei yang merupakan komponen inti dari smartphone-nya.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional dan Departemen Perdagangan tidak segera menanggapi permintaan komentar. Perwakilan Intel, Qualcomm dan AMD menolak berkomentar.
Berdasarkan analisis rantai pasokan Bloomberg, kebijakan baru ini tidak akan berdampak besar bagi perusahaan AS seperti ketika pertama kali kebijakan pembatasan penjualan ke Huawei diberlakukan. Bagi Qualcomm, Intel dan AMD penjualan ke Huawei mewakili kurang dari 1% pendapatan perusahaan.
(bbn)