Sayangnya, Tri menyebut pelaku UMKM yang sudah memanfaatkan fasilitas KITE IKM masih terpusat di Jawa. Dari total 118 pelaku UMKM penerima fasilitas tersebut, sebanyak 91 di antaranya berada di Jawa.
Adapun, perinciannya adalah, sebanyak 76 pelaku UMKM penerima fasilitas KITE IKM berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, 15 dari Jawa Barat, dan 3 dari Jawa Timur.
Menurut Tri, hal tersebut tidak terlepas dari sosialisasi yang belum sepenuhnya menjangkau pelaku UMKM di luar Jawa. Selain itu, mereka juga sudah selangkah lebih maju dalam penggunaan bahan baku penolong untuk menjaga kualitas produknya.
“Biasanya untuk produk makanan dan minuman itu impor bahan pengawet untuk bisa jaga stabilitas produknya bertahan lama hingga ke konsumen di luar negeri,” tuturnya.
Lebih lanjut Tri menjelaskan bahwa pihaknya tidak sekadar memberikan fasilitas KITE IKM kepada pelaku UMKM. DJBC Kemenkeu juga menyiapkan Program Klinik Ekspor.
Program tersebut meliputi pemberian edukasi, literasi, asistensi, dan koordinasi oleh DJBC Kemenkeu kepada pelaku UMKM baik yang sudah ekspor agar meningkat ekspornya menjadi ekspor mandiri, maupun pelaku UMKM yang baru akan memulai ekspor.
Selain itu, DJBC Kemenkeu juga menyiapkan program National Logistic Ecosystem (NLE) sebagai untuk membantu UMKM dalam menekan biaya logistik.
“Solusi logistik kita punya value chains, karena logistik ini kan sesuatu yang kedengarannya ekonomi berbiaya tinggi dan transportasi mahal. Nah mungkin daerah [bagian] timur sana dengan tol lautnya supaya bagaimana produk-produk dari Indonesia timur bisa bersaing sehingga bisa melakukan ekspornya dengan murah, jadi harga barangnya masih bisa kompetitif kalau diekspor, nah ini salah satu solusi logistik,” paparnya.
Kemudian, DJBC Kemenkeu juga memanfaatkan balai laboratorium untuk melakukan pemeriksaan secara barang seperti kualitas bahan, cemaran logam, komposisi bahan dan lain-lain.
“Kita punya balai laboratorium kita manfaatkan untuk uji produk seperti produk makanan, produk minuman, produk-produk metal, kandungannya dan lain sebagainya. Ini sudah ada di beberapa daerah seperti Medan, Jakarta dan Surabaya,” pungkas Tri.
(rez/wdh)