Logo Bloomberg Technoz

"[Perusahaan] akan menghentikan proyek noninti, mengonsolidasikan tim, dan pivot untuk fokus pada [bisnis] pengiriman", kata seorang juru bicara Grab Holdings, medio Juni 2020.

Grab menambahkan karyawan ketika pesaing melakukan pengurangan pekerja (Bloomberg)

Sektor Paling Tertekan

Bisnis transportasi daring menjadi salah satu vertikal atau sektor yang paling tertekan di industri teknologi selama pandemi. Di sisi lain, kenaikan permintaan terhadap layanan pesan antar makanan disebut belum dapat mengompensasi kerugian dari bisnis transportasi.

Menjelang akhir Mei 2023, Grab Holdings mengumumkan perkiraan kerugian tahunan yang lebih kecil dari ekspektasi, setelah korporasi tersebut mencatatkan defisit kuartalan yang lebih sempit berkat efisiensi.

Kerugian yang disesuaikan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) pada kuartal I-2023 menyempit menjadi US$66 juta (sekitar Rp992,31 miliar), papar Grab  Holdings, Kamis (18/5/2023). Nilai itu lebih kecil dari ekspektasi kerugian sejumlah US$118 juta (Rp1,74 triliun) oleh konsensus analis yang dihimpun Bloomberg

Atas dasar itu, papar Grab, kerugian tahunan perusahaan pada 2023 ditetapkan hanya USS$195 juta (Rp2,92 triliun), menyusut dari proyeksi sebelumnya senilai US$275 juta (Rp4,13 triliun). Sementara itu, pendapatan triwulanan perusahaan naik lebih dari dua kali lipat dan melampaui perkiraan.

Pergerakan harga saham Grab (Bloomberg)


Perusahaan menghadapi pasar yang sulit dan lebih lambat untuk mengurangi biaya daripada pesaingnya di kawasan Asia Tenggara. Saat Sea Ltd. Singapura dan GoTo Group Indonesia menghapus ribuan pekerja tahun lalu, Grab masih mampu menahan diri dari PHK massal bahkan setelah sahamnya merosot sekitar 70% setelah debut pasar saham AS pada akhir 2021.

Seperti rekan-rekannya, Grab mencoba meyakinkan investor tentang prospek pendapatan jangka panjangnya karena pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, kenaikan biaya, dan persaingan yang ketat membebani margin di pasar Asia Tenggara di mana konsumen memiliki daya beli yang kian terbatas.

Sea Group pada Selasa (16/5/2023) melaporkan pendapatan yang meleset dari perkiraan, sedangkan kerugian bersih di GoTo Group Indonesia melebihi $250 juta (Rp3,75 triliun).

Grab memperkirakan dapat mencapai titik impas berdasarkan penyesuaian pada kuartal terakhir tahun ini. Namun, secara pendapatan bersih, perusahaan masih jauh dari profitabilitas. Pada kuartal pertama tahun ini, kerugian bersihnya menyempit menjadi US$244 juta (Rp3,66 triliun) dari US$423 juta (Rp6,35 triliun) setahun sebelumnya.

Pengendara pengiriman GrabFood menunggu kereta KRL lewat di dekat pasar Kebayoran Lama di Jakarta, Senin (31/5/2021). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Pendapatan dari segmen pengiriman Grab naik tiga kali lipat menjadi US$275 juta (Rp4,13 triliun). Penjualan di cabang mobilitasnya naik 72% menjadi US$194 juta (Rp2,91 triliun), sementara pendapatan dari unit layanan keuangannya meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi US$38 juta (Rp570,83 miliar).

“Fokus yang diintensifkan pada profitabilitas berarti pertumbuhan GMV [gross merchandize value] Grab bisa setengah dari laju tahunan 41% pada 2018—2021. Namun, pemulihan mobilitas dan peningkatan profitabilitas pengiriman akan mendorong pertumbuhan pendapatan yang kuat,” kata analis Bloomberg, Nathan Naidu. 

(wdh/dba)

No more pages